• Cerita
  • Orangutan Kalimantan: Sang Penjaga Rimba Borneo
Cerita

Orangutan Kalimantan: Sang Penjaga Rimba Borneo

Salah satu orangutan yang ada di Indonesia adalah orangutan Kalimantan. Bagaimana ciri, habitat, dan statusnya?

pongo pygmaeus dari kalimantan
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) sedang bermain di antara tumbuhan. (Dokumentasi: Yayasan Borneo Orangutan Survival)

Orangutan merupakan kerabat dekat kita. Sebab, 97 persen DNA satwa ini sama dengan manusia. Indonesia merupakan daerah di Asia yang menjadi habitat tiga subspesies orangutan unik, yakni orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan sumatra (Pongo abelii), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Menurut catatan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), organisasi non-pemerintah yang fokus pada konservasi orangutan, mayoritas orangutan (lebih dari 85 persen) hidup di Kalimantan dan Sumatra. Sekitar 15 persen sisanya hidup di Malaysia, yakni di Negara Bagian Sabah dan Negara Bagian Serawak.

Secara umum, orangutan merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari) dan aboreal atau menghabiskan sebagian besar waktu di atas pohon. Dengan demikian, kehidupannya amat bergantung dengan kondisi sumber air dan sumber makanan di hutan.

Orangutan Kalimantan

Sesuai namanya, orangutan Kalimantan adalah spesies yang hidup di Pulau Kalimantan, tersebar di wilayah Indonesia dan Malaysia. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) Redlist memasukkan orangutan Kalimantan dalam status endangered (terancam) sejak 1994.

Adapun Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memasukkannya dalam daftar Apendiks I. Artinya, satwa ini tidak boleh diperdagangkan.

Di Indonesia, terdapat UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Kedua peraturan tersebut menyatakan orangutan Kalimantan statusnya dilindungi. Sebab, populasinya mengalami penurunan akibat kerusakan hutan, kebakaran hutan, sampai perdagangan liar.

Ciri fisik orangutan Kalimantan

Orangutan Kalimantan memiliki tubuh besar dengan rambut merah kecokelatan. Warna rambutnya lebih gelap dibandingkan orangutan Sumatra.

Ciri khasnya meliputi tubuh gemuk, lengan panjang dan kuat, kaki pendek, tanpa ekor, serta kepala besar dengan posisi mulut yang tinggi. Pejantan dewasa memiliki flensa (bantalan pipi) yang berkembang setelah kawin pertama, tanda dominasi.

Panjang tubuh jantan sekitar 100–150 cm dengan berat hingga 90 kg. Adapun panjang tubuh betina 80–100 cm dengan bobot sekitar 56 kg.

Orangutan Kalimantan dapat hidup hingga 56 tahun dalam perlindungan, atau 35–45 tahun di alam bebas. Habitat mereka adalah hutan hujan tropis dataran rendah dan rawa gambut.

Mereka mengonsumsi buah-buahan, daun, kacang pohon, kulit pohon, dan madu. Luas area jelajah orangutan betina sekitar 12 hektar dan jantan 46 hektar.

Dengan daya jelajah yang luas itu, orangutan berperan sebagai penyebar benih alami. Benih tumbuhan dan pohon tersebar lewat biji-bijian yang tersisa dari makanan atau feses mereka.

Biji-biji itulah yang akan tumbuh secara alami di hutan. Secara langsung dan tak langsung, daya jelajah dan sisa makanan tersebut mendukung dan menjaga keanekaragaman hayati hutan.

pongo pygmaeus, orangutan kalimantan
Infografis mengenai orangutan Kalimantan. (ProPublika)

Habitat Pongo pygmaeus

Secara umum habitat orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berada di hutan hujan tropis di Pulau Kalimantan. Wilayah jelajah mereka merupakan daerah yang berada di bawah 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Namun, ada juga catatan yang menyebut orangutan ditemukan di ketinggian 1.500 mdpl. Hal ini bisa jadi sebuah pengecualian. Perlu ditelaah lagi apa yang menyebabkannya sampai di ketinggian tersebut.

Orangutan Kalimantan dapat ditemukan di berbagai jenis habitat, seperti hutan dataran rendah tropis, hutan bakau payau, hutan karst batu kapur, hutan rawa gambut, sampai hutan dipterokarp kering.

Baca juga:

.

Terdapat taman nasional yang menjadi habitat mereka di Borneo, yakni Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Selatan dan Taman Nasional Kutai.

Menurut catatan Yayasan Konservasi Alam Nusantara, secara umum, habitatnya dipisahkan oleh tiga sungai besar. Pertama, di sebelah utara Sungai Kapuas, Kalimantan Barat, hingga Serawak. Sub jenis P.p.wurmbii tersebar di bagian selatan Sungai Kapuas hingga sebelah barat Sungai Barito Kalimantan Tengah.

Sementara itu, Sub jenis P.p.morio tersebar alami di bagian utara Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) hingga Sabah. Perbedaan ketiga sub jenis tersebut tidak terlihat jelas. Akan tetapi, sub jenis morio cenderung lebih gelap warna rambutnya dibadingkan yang lain.

Di luar kawasan tersebut, ada juga hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orangutan Kalimantan. Pelepasliaran adalah melepaskan orangutan yang telah direhabilitasi karena dipelihara atau diperdagangkan. Salah satunya ialah Hutan Lindung Sungai Wain Balikpapan. [*]

 

Sumber:

Picture of FX Jarwo
FX Jarwo
Jurnalis dan penulis konten ProPublika.id. Menggemari isu lingkungan, masyarakat adat, dan hak asasi manusia. Ia pun menulis hal-hal ringan mengenai perjalanan, tips, dan pengetahuan umum dari berbagai sumber.
Bagikan
Berikan Komentar