JAYAPURA – Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 bekerja sama dengan Polda Papua berhasil menggagalkan upaya penyelundupan senjata api dan amunisi yang diduga akan disuplai kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya.
Dalam operasi yang berlangsung sejak 1 hingga 7 Maret 2025 ini, tim gabungan berhasil menangkap tiga orang yang terlibat dalam jaringan penyelundupan tersebut.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani menerangka, tersangka utama, Yuni Enumbi (29), diketahui merupakan mantan anggota TNI dengan pangkat terakhir Prada di Kodam XVIII/Kasuari Papua Barat sebelum diberhentikan pada 24 Februari 2022. “Selain itu, dua orang lainnya yang turut diamankan adalah Yudhi Kalalo (sopir) dan Matius Payokwa (helper), yang diduga terlibat dalam proses pengiriman barang ilegal ini,” kata dia.
Faizal menerangkan, sejumlah barang bukti juga disita dari tangan para tersangka, di antaranya dua pucuk senjata api laras panjang, empat pucuk pistol G2 Pindad, 632 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 250 butir amunisi 9 mm, satu pucuk senapan angin lengkap dengan berbagai aksesoris, uang tunai sebesar Rp369.600.000, dan beberapa peralatan lainnya seperti handphone, pompa, serta tas senjata.
Berdasarkan informasi intelijen, senjata tersebut diduga akan dikirim dari Jayapura menuju Puncak Jaya. Setelah melakukan pemantauan intensif, tim akhirnya menangkap Yuni Enumbi di Kilometer 76, Kabupaten Keerom, pada 6 Maret 2025 pukul 22.50 WIT. Dari hasil pemeriksaan, Yuni Enumbi mengakui telah membeli senjata tersebut seharga Rp1,3 miliar dari luar Papua dan berencana menyerahkannya kepada KKB pimpinan Lerimayu Telengen.
“Senjata api yang diselundupkan disembunyikan di dalam tabung kompresor angin yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghindari deteksi petugas,” ungkap Faizal.
Sementara itu, sopir dan helper yang ikut diamankan mengaku tidak mengetahui isi muatan yang mereka bawa dan hanya bertugas sebagai pengantar barang.
Faizal juga menegaskan bahwa kasus ini akan terus dikembangkan untuk mengungkap jaringan penyelundupan senjata lebih lanjut.
“Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Kami akan terus menyelidiki asal-usul senjata ini serta pihak-pihak yang terlibat,” ujar Brigjen Faizal.
Baca juga :