BONTANG – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mendorong keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan ramah anak sebagai bagian dari upaya membentuk generasi unggul di Kota Bontang. Komitmen ini ditegaskan dalam seminar bertajuk “Diseminasi Anti Bullying dan Upaya Preventif Prostitusi Anak” yang diikuti ratusan pelajar dan masyarakat umum di Gedung Kopkar Pupuk Kaltim, Senin (21/4/2025).
AVP Pembangunan Ekonomi TJSL Pupuk Kaltim, Irma Safni, menyatakan bahwa anak sebagai aset bangsa harus tumbuh dalam lingkungan penuh kasih, bebas dari kekerasan dan eksploitasi. Namun, tantangan seperti bullying dan prostitusi anak masih sering terjadi dan semakin memprihatinkan.
“Bullying, baik fisik maupun verbal, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri, gangguan psikologis, hingga menghambat prestasi pendidikan anak,” ujar Irma.
Ia juga menyoroti prostitusi anak sebagai persoalan serius yang kerap menimpa anak dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi rentan, minim pengawasan, dan kurang edukasi perlindungan diri.
“Oleh sebab itu, Pupuk Kaltim menggagas kegiatan ini untuk menumbuhkan kesadaran bersama, agar fenomena bullying dan prostitusi anak tidak terjadi di Kota Bontang,” lanjutnya.
Irma menambahkan, kepedulian terhadap isu sosial ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral perusahaan dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, selaras dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) serta indikator Sustainable Development Goals (SDGs).
“Pupuk Kaltim mendorong diseminasi informasi yang menyeluruh, agar masyarakat memiliki pemahaman dan sensitivitas tinggi terhadap isu-isu ini melalui langkah preventif sejak dini,” terang Irma.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kota Bontang, Eddy Forestwanto, mengapresiasi inisiatif tersebut. Ia menilai, kegiatan ini menunjukkan bahwa dunia industri turut memikul tanggung jawab sosial seiring dengan ekonomi.
“Kegiatan ini dapat menjadi titik balik untuk memperkuat komitmen Kota Bontang sebagai Kota Layak Anak secara utuh dan berkelanjutan,” kata Eddy.
Ia berharap Pupuk Kaltim terus melanjutkan dan memperluas kegiatan serupa, dengan pendekatan yang humanis, edukatif, dan kolaboratif dalam penanganan isu anak di masyarakat.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber dari FISIP Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda: Ayunda Ramadhani dan Aulia Suhesty. Ayunda membawakan materi mengenai anti-bullying, menekankan bahwa bullying dapat menimbulkan gangguan emosional serius seperti depresi, kecemasan, hingga isolasi sosial.
“Budaya bullying tak akan hilang tanpa perubahan sistematis dalam pola pendidikan dan pengawasan. Guru dan tenaga pendidik perlu dilatih untuk mendeteksi dan mengintervensi kasus dengan cepat,” ujar Ayunda.
Sementara itu, Aulia Suhesty menyoroti pergeseran modus eksploitasi anak ke ranah digital. Minimnya literasi digital dan pengawasan orang tua dinilai menjadi celah yang membuka peluang tindakan tersebut.
“Solusi atas persoalan ini mencakup edukasi berbasis teknologi, penguatan sistem pelaporan, serta penegakan hukum yang tegas dan berpihak pada korban,” jelas Aulia.
Baca juga :