SAMARINDA – Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur (Kaltim) yang merupakan kawasan ilmiah bagi para akademisi dalam menyongsing ilmu pengetahuan yang lebih maju, kini terlihat suram dan tandas akibat aktivitas tambang ilegal tak bertanggungjawab.
Kabar tersebut langsung memancing berbagai reaksi keras dari beberapa kalangan. Salah satunya datang dari Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Muhammad Samsun.
Ia tak segan menyebut aktivitas tersebut sebagai bentuk kejahatan ganda. “Ini bukan hanya kejahatan lingkungan, tapi juga kejahatan pendidikan karena terjadi di KHDTK Unmul, kawasan yang semestinya dijaga, bukan dirusak,” ujarnya pada 22 April 2025.
KHDTK Unmul selama ini dikenal sebagai kawasan percontohan untuk pelestarian hutan dan basis kegiatan ilmiah mahasiswa kehutanan. Namun, dugaan aktivitas tambang ilegal yang membabat pepohonan dan menggali tanah tanpa izin, mengancam seluruh fungsi strategis kawasan ini.
Baginya, pembiaran terhadap kegiatan ilegal di KHDTK sama saja dengan menyabotase masa depan pendidikan dan lingkungan di Bumi Etam.
Samsun mendesak aparat penegak hukum bertindak cepat. Investigasi menyeluruh dan penangkapan aktor di balik praktik ini, menurutnya, tak bisa lagi ditunda.
“Jangan tunggu hutan habis baru bergerak. Kami butuh tindakan nyata, bukan sekadar janji,” katanya.
Akhiri pernyataan, DPRD Kaltim berjanji akan mengawal kasus ini hingga ke meja hijau. Penegakan hukum harus berlangsung transparan dan akuntabel bukan hanya demi menghukum pelaku, tapi juga untuk memulihkan marwah pendidikan di Kalimantan Timur.
Baca juga:
