• Pariwara
  • Motor Rusak akibat BBM, Ojol Janda Dibantu DPRD Kaltim
Pariwara

Motor Rusak akibat BBM, Ojol Janda Dibantu DPRD Kaltim

DPRD Kaltim bantu ojol janda korban BBM buruk dan desak Pertamina tunjukkan empati serta tanggung jawab.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin. (Foto : Propublika.id)

SAMARINDA – Kisah pilu seorang pengemudi ojek online (ojol) berstatus janda yang kesulitan mencari nafkah akibat kerusakan motornya menggugah empati sejumlah anggota DPRD Kalimantan Timur. Diduga kuat, kerusakan tersebut disebabkan oleh penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkualitas buruk yang disalurkan Pertamina Patra Niaga.

Para wakil rakyat pun turun tangan, menunjukkan kepedulian nyata di tengah persoalan distribusi energi yang tengah disorot publik.

Kisah ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Kaltim, Pertamina Patra Niaga, dan Ketua Umum Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), Ivan Jaya.

Dalam forum tersebut, Ivan menyampaikan bahwa salah satu anggotanya, seorang ibu tunggal dengan satu anak, tak dapat mencari nafkah seperti biasa lantaran motornya—yang menjadi satu-satunya alat kerja—mengalami kerusakan serius.

Menanggapi keluhan tersebut, anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, mengaku kecewa terhadap respons awal dari Pertamina Patra Niaga.

Ia menyayangkan minimnya empati dari perusahaan pelat merah itu terhadap kesulitan yang dialami warga akibat produk BBM yang mereka pasarkan.

“Kami kecewa dengan apa yang disampaikan Pertamina Patra Niaga. Di depan mata ada keluhan masyarakat karena Pertalite atau Pertamax yang diduga menyebabkan kerusakan, tapi tidak ada empati,” ujar Husni dengan nada prihatin.

Husni menegaskan, dirinya bersama anggota Komisi II DPRD Kaltim lainnya tergerak untuk membantu meringankan beban ibu tersebut. Bantuan yang diberikan mencakup biaya perbaikan motor hingga kebutuhan sehari-hari.

Langkah ini, menurutnya, juga bertujuan menggugah tanggung jawab moral Pertamina terhadap dampak produk mereka.

“DPRD Kaltim siap membiayai ibu itu, termasuk memperbaiki motor dan kebutuhan lainnya. Ini sekaligus sebagai bentuk tekanan agar Pertamina menunjukkan empati. Kok bisa mereka menyebabkan kerusakan, tapi awalnya tidak ada rasa tanggung jawab,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Husni memastikan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini bersama rekan-rekan Komisi II. Mereka berkomitmen memperjuangkan hak-hak masyarakat yang dirugikan akibat masalah kualitas BBM.

Baca juga :

Picture of DPRD Kaltim
DPRD Kaltim
Artikel kerja sama DPRD Kaltim dengan ProPublika.id.
Bagikan
Berikan Komentar