• Cerita
  • Perubahan Iklim Berdampak pada Anak, Apa Upaya Pemerintah?
Cerita

Perubahan Iklim Berdampak pada Anak, Apa Upaya Pemerintah?

Anak-anak menjadi salah satu pihak yang bakal terdampak perubahan iklim. Pencegahannya perlu dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan lain.

Kemendikbudristek menyelenggarakan gelar wicara Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan tema “Sinergi Hadapi Perubahan Iklim untuk Generasi Sehat, Cerdas dan Berkarakter” di Jakarta, Kamis (17/10/2024). (Foto: Kemendikbudristek)

Krisis iklim atau perubahan iklim juga berdampak pada anak-anak. Untuk menekan dampak tersebut, sejumlah program penting dilakukan mulai dari sekolah, pemerintah, dan orangtua.

Hal tersebut dibahas dalam gelar wicara Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Jakarta, Kamis (17/10/2024). Tema diskusi ialah “Sinergi Hadapi Perubahan Iklim untuk Generasi Sehat, Cerdas dan Berkarakter”.

Empat pembicara dihadirkan dalam kegiatan tersebut, yakni Latipah Hendarti dari Detara Foundation, Dwi Widya Mutiara dari World Wide Fund for Nature (WWF), Sulastri dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang, dan Suryono sebagai Kepala SMA Negeri 110 Jakarta.

Latipah Hendarti memaparkan perubahan iklim dapat mengganggu tumbuh kembang anak-anak. Menurutnya, salah satu bahaya paling ditakutkan adalah perubahan iklim mampu merusak kandungan gizi bahan makanan yang akan dikonsumsi anak-anak.

Cuaca ekstrem, kata dia, dapat merusak sejumlah kandungan penting pada makanan yang dikonsumsi. Pemenuhan nutrisi, gizi, dan vitamin anak-anak berpotensi tidak optimal.

“Untuk itu penting bagi kita semua untuk menyadari betapa pentingnya perilaku keseharian kita dapat berdampak pada perubahan iklim dan terus melakukan budaya hidup yang sehat,” kata Latipah.

Latifah mengatakan, Kemendikbudristek telah merilis Panduan Pendidikan Perubahan Iklim. Modul tersebut berisikan langkah strategis dan panduan dalam menghadapi bahaya perubahan iklim.

“Modul Climate Change dapat menjadi panduan bagi kepala sekolah maupun guru untuk mewujudkan lingkungan sehat di sekolah, sehingga pembelajaran di sekolah semakin berkualitas, bukan hanya sisi akademik, namun juga kesehatan yang baik,” lanjutnya.

Sementara itu, Dwi Widya Mutiara mengatakan, ancaman perubahan iklim harus diantisipasi oleh semua pihak, baik dari sekolah, pemerintah, dan orangtua. Di sekolah, kata dia, GSS punya cita-cita sama dengan antisipasi perubahan iklim, yaitu mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter.

“GSS yang dilakukan oleh Kemendikbudristek adalah langkah tepat dalam mewujudkan lingkungan dan generasi yang sehat. WWF terus berkomitmen menjadi pendukung dari program ini dan berupaya membantu Kemendikbudristek mengatasi bahaya perubahan iklim,” imbuh Dwi.

Sebagai Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Sulastri memaparkan tentang kebijakan yang dilakukan Dinas Pendidikan dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat di tengah perubahan iklim. Ia menjelaskan, sekolah-sekolah di Kota Tangerang sejak tahun 2017 diwajibkan untuk mengikuti program adiwiyata.

Sampai tahun 2024, kata dia, tercatat sudah 71 persen sekolah mendapatkan adiwiyata dan 29 persen lainnya masih berproses menjadi sekolah adiwiyata. Seiring dengan itu, kata Sulastri, Dinas Pendidikan Kota Tangerang terus melakukan sosialisasi tentang GSS dan perubahan iklim.

“Sebagai pengawas sekolah saya ditugaskan untuk menjadi pembina bagi sekolah-sekolah yang masih berproses menjadi sekolah adiwiyata,” kata Sulastri.

Melalui gelar wicara ini, Sulastri berharap kampanye sekolah sehat dan edukasi mengenai perubahan iklim terus dilakukan semua sekolah di Indonesia. Program P5 di Kurikulum Merdeka, akan memudahkan para kepala sekolah dan guru untuk berkreasi membuat program sekolah sehat.

“Lingkungan sekolah yang sehat akan membawa suasana yang baik bagi peserta didik dan menjadi kunci utama kesuksesan proses pembelajaran di sekolah,” lanjutnya.

Terkait dengan upaya sekolah dalam mewujudkan sehat lingkungan, Kepala SMA Negeri 110 Jakarta, Suryono, mengungkapkan bahwa sekolahnya telah menjadi Sekolah Penggerak dan Adiwiyata Mandiri yang terus berkonsentrasi pada isu kesehatan lingkungan.

Kebijakan sekolah dalam mewujudkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berfokus pada gaya hidup berkelanjutan dan melestarikan hutan sekolah. Para murid membuat kompos dan mengurangi sampah plastik. Sampah plastik dan botol juga didaur ulang menjadi barang pakai, seperti tas maupun dompet.

“Di sekolah para murid telah dibiasakan menanam pohon. Bahkan kami juga pernah bekerja sama dengan Astra Honda Motor dengan menanam 600 pohon,” kata Suryono.

Generasi unggul dan sehat

Ilustrasi krisis iklim. (Dibuat dengan Canva)

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, menyoroti tentang pentingnya kesehatan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, Kemendikbudristek terus berupaya mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter melalui GSS untuk Indonesia Emas 2025.

“Apa yang bisa kita lakukan saat ini adalah menyiapkan para peserta didik menjadi SDM unggul dengan menjadi jembatan bagi mereka menuju Indonesia Emas 2045. SDM yang unggul adalah mereka yang cerdas dalam kompetensi, memiliki karakter dan akhlak mulia, dan sehat jasmani maupun rohani. Sejatinya kesehatan merupakan pondasi paling penting dalam Pembangunan SDM,” ujar Iwan Syahril.

Iwan menyatakan fokus pembangunan SDM merupakan salah satu dari tiga filosofi transformasi pendidikan. Dua di antaranya adalah membangun nilai gotong royong yang menjadi modal sosial dalam membangun gerakan pemulihan pembelajaran dan berupaya memaksimalkan tumbuh kembang anak Indonesia dengan menjaga kesehatan lingkungan.

Hal itu diharapkan berdampak pada perubahan perilaku, sehingga status kesehatan peserta didik menjadi semakin baik dan memahami pentingnya dampak perubahan iklim, kata Iwan. Ia mengajak semua elemen menjadi agen perubahan mengenai kesehatan lingkungan dan perubahan iklim.

“Mari terus tingkatkan kesadaran hidup bersih dan sehat agar anak-anak Indonesia menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” pungkas Iwan.

***

Baca juga:

Picture of Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar