Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia. Sering disebut sebagai Borneo, pulau ini bukanlah negara mandiri. Kalimantan sendiri dikuasai tiga negara: Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei Darussalam (1%).
Sebelum era kemerdekaan Indonesia, kerajaan-kerajaan di Kalimantan yang pernah dijajah Belanda memilih bergabung dengan Republik Indonesia. Secara sederhana, itu disebabkan adanya persamaan nasib sebagai wilayah yang pernah dikuasai oleh Belanda.
Di sisi lain, kerajaan-kerajaan di bagian utara Kalimantan yang dijajah oleh Britania atau Inggris memutuskan bergabung dengan Federasi Malaya pada 1963. Di kemudian hari mereka menjadi Negara Malaysia.
Namun, Kesultanan Brunei memilih untuk tidak bergabung dan tetap menjadi protektorat Britania. Mereka akhirnya menjadi negara Brunei Darussalam pada 1984.
Secara sederhana, kerajaan-kerajaan di utara Kalimantan tidak bergabung dengan Indonesia karena mereka tidak pernah dijajah oleh Belanda. Dengan demikian, setiap sudut daerah kekuasaan di pulau ini punya karakteristik berbeda, baik dari segi struktur pemerintahan, sejarah, politik, ekonomi, dan karakter kota yang mendiaminya.
Artikel ini akan mengulas secara umum negara, provinsi, dan kota yang ada di Borneo. Hal ini akan membantu kita untuk memahami secara umum wilayah ini. Tentu saja kami sarikan dari sumber terpercaya.
Kawasan Indonesia

Kalimantan yang dikuasai Indonesia mencakup 73% luas pulau berjuluk Borneo ini. Total luas areanya sekitar 544.150 km². Wilayah ini terbagi menjadi lima provinsi: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Sebelum 2012, hanya ada empat provinsi. Namun, pemekaran Kalimantan Timur terjadi. Bagian utara menjadi Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda, diresmikan pada 25 Oktober 2012.
Data umum Provinsi Kalimantan Barat

Kalimantan Barat atau Kalbar
Ibu Kota : Pontianak
Luas Wilayah : 146.807 km² atau 1,13 kali Pulau Jawa
Populasi : 5,4 juta jiwa (BPS, 2023)
Julukan : “Provinsi Seribu Sungai” karena banyaknya aliran sungai yang menjadi jalur transportasi utama.
Provinsi Kalimantan Barat resmi dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956, yang juga menjadi dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Baca juga: Daftar Lengkap UMP dan UMK Kalimantan Barat 2025
Pada masa kolonial Belanda (1938), wilayah administratif Borneo Barat (Westerafdeeling Van Borneo) berpusat di Pontianak. Status provinsi Kalimantan Barat baru ditetapkan pada 1 Januari 1957 berdasarkan UU No. 25/1956, bersama Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Wilayah Kalbar mencakup pulau-pulau di Selat Karimata dan Laut Natuna.
Sosial kemasyarakatan
Mayoritas penduduk Kalimantan Barat berasal dari Suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa (90%), diikuti suku-suku lain seperti Bugis, Jawa, dan Madura (kurang dari 10%).
Bahasa Indonesia menjadi bahasa utama, dengan variasi bahasa daerah seperti Melayu (Pontianak, Sanggau, Sambas), 188 dialek Dayak (data Institut Dayakologi), serta Bahasa Tionghoa (Tiochiu dan Khek).
Letak geografis
Barat : Selat Karimata dan Laut Natuna
Timur : Serawak (Malaysia) dan Kalimantan Timur
Selatan: Kalimantan Tengah dan Laut Jawa
Utara : Serawak dan Kalimantan Timur
Kontak dan alamat
Pemerintah daerah : Jalan Ahmad Yani, Pontianak
Telepon : 0561-736541, Fax. 0561-732025
Inspektorat/Bawasda : Jl. Sutan Syahrir No. 3, Pontianak (Telp. 0561-760280 | Fax. 0561-760281)
DPRD : Jl. Jend. Ahmad Yani, Pontianak (Telp. 0561-711404 | Fax. 0561-712405)
Data umum Provinsi Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah atau Kalteng
Ibu Kota : Palangka Raya
Luas Wilayah : 153.564 km²
Populasi : 2,7 juta jiwa (BPS, 2023)
Data penting : Memiliki Taman Nasional Sebangau, habitat orangutan. Mayoritas penduduknya berasal dari Suku Dayak.
Provinsi ini terletak di tengah Pulau Kalimantan dengan luas 153.564 km². Sebagian besar wilayahnya berupa hutan (82%), dengan iklim tropis bersuhu 23–33°C dan curah hujan tinggi rata-rata 331,68 mm/tahun.
Provinsi ini dijuluki “Bumi Tambun Bungai” dan “Bumi Pancasila”. Julukan ini berasal dari nama pahlawan Tambun dan Bungai, terkenal dalam sejarah suku Dayak Kalimantan.
Adapun julukan Bumi Pancasila diberikan pada 11 Juni 2011 di Tugu Soekarno, Jalan S Parman, Palangka Raya. Falsafah Pancasila pun terdapat dalam Huma Betang, rumah panggung yang menjadi hunian khas warga Kalteng.
Sungai Barito sepanjang 900 km menjadi jalur transportasi utama. Titik tertinggi di provinsi ini ada di Gunung Batu Sambang, 1.660 mdpl.
Baca juga: Besaran UMP dan UMK Kalteng 2025
Kalteng resmi menjadi provinsi pada 23 Mei 1957. Presiden Soekarno membangun Palangka Raya sebagai ibu kota dengan melibatkan berbagai suku di Indonesia. Kota ini dikenal dengan semboyan “Isen Mulang” (Pantang Mundur) dan menjadi simbol kerukunan multietnis.
Populasi Kalteng sekitar 2,3 juta jiwa (data 2013) dengan kepadatan 15 jiwa/km². Suku Dayak dominan, diikuti Jawa, Melayu, Madura, dan lainnya. Bahasa Indonesia digunakan sehari-hari, dengan beragam bahasa daerah seperti Dayak dan Melayu.
Pertanian dan perkebunan, terutama kelapa sawit, menjadi sektor utama ekonomi. Sumber daya alam lain ialah batubara, emas, tembaga, dan potensi minyak bumi.
Kalteng menjadi habitat satwa penting, seperti orangutan, beruang, ikan arwana, dan burung rangkong. Beberapa tarian khas yang eksis ialah Manasai dan Giring-Giring, dengan alat musik tradisional gong dan sape’.
Batas Wilayah Kalteng
Utara : Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur
Selatan : Kalimantan Selatan
Timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
Barat : Kalimantan Barat
Informasi umum Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan (Kalsel) beribukota di Banjarmasin dengan luas 38.744 km². Berbatasan dengan Kalimantan Tengah (utara), Laut Jawa (selatan), Kalimantan Timur (timur), dan Kalimantan Tengah (barat).
Provinsi ini dilintasi sungai besar seperti Barito dan Martapura, yang menjadi urat nadi transportasi dan ekonomi.
Baca juga: Daftar UMP dan UMK Kalsel 2025, Ini Besarannya
Kalsel merupakan pusat Kesultanan Banjar sejak abad ke-16. Pada masa kolonial Belanda, wilayah ini menjadi kawasan strategis perdagangan rempah. Status provinsi ditetapkan pada 14 Agustus 1950, lalu dikukuhkan melalui UU No. 25 Tahun 1956.
Mayoritas penduduknya Suku Banjar (74%), diikuti Dayak, Jawa, dan Bugis. Bahasa Banjar dominan digunakan sehari-hari, dengan adat budaya khas seperti Bubungan Tinggi (rumah tradisional) dan Tari Baksa Kembang. Populasi mencapai 4,3 juta jiwa (2023), dengan kepadatan 111 jiwa/km².
Potensi Ekonomi Kalsel
SDA : Kaya batubara, gas alam, dan emas.
Pertanian : Lumbung padi terbesar di Kalimantan, dengan produksi mencapai 2,5 juta ton per tahun.
Perkebunan: Karet, kelapa sawit, dan kayu ulin menjadi komoditas unggulan.
Industri : Kawasan industri Batulicin berkembang pesat, khususnya pengolahan batubara.
Pariwisata : Pasar Terapung Lok Baintan, Taman Hutan Raya Sultan Adam, dan Taman Bekantan menjadi destinasi andalan.
Data umum Kalimantan Timur

Kalimantan Timur atau Kaltim
Ibu Kota : Samarinda
Luas Wilayah : 127.267 km²
Populasi : 3,9 juta jiwa (BPS, 2023)
Julukan : Bumi Etam yang berarti ‘rumah kita’ dalam Bahasa Kutai
Keterangan : Penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Kota Balikpapan di sini merupakan pusat industri migas.
Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki jejak sejarah panjang dimulai dari kerajaan lokal, seperti Kutai (abad ke-4), Kesultanan Kutai Kartanegara, Pasir, dan Bulungan. Pada abad ke-17, Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo) menjalin kerja sama dagang dengan Kesultanan Banjar, membuka pintu migrasi etnis Sulawesi Selatan ke area di timur dan selatan Kalimantan..
Pada 1787, Sultan Banjar menyerahkan wilayah Kaltim kepada VOC Belanda. Selanjutnya, melalui traktat 1817 dan 1826, Belanda menguasai wilayah ini secara resmi. Pada 1846, Belanda membentuk pemerintahan kolonial di Samarinda.
Baca juga: Rincian Besaran UMP dan UMK Kaltim 2025
Setelah kemerdekaan Indonesia, Kaltim resmi menjadi provinsi pada 1956 berdasarkan UU No. 25 Tahun 1956, dengan APT Pranoto sebagai gubernur pertama. Awalnya, provinsi ini terdiri dari 4 kabupaten (Kutai, Pasir, Berau, Bulungan) dan 2 kotamadya (Samarinda, Balikpapan).
Semula wilayah Kaltim membentang di hampir seluruh sisi timur Kalimantan dengan total luas 1,5 pulau Jawa-Bali. Pada 2012, wilayah utara memisahkan diri jadi provinsi baru, yakni Kalimantan Utara.
Saat ini Kaltim terdiri dari 10 kabupaten/kota. Sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara ditetapkan pemerintah menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) seluas 250.000 hektar.
Potensi ekonomi Kaltim
Kaltim menjadi pusat ekonomi berbasis sumber daya alam, yakni batubara, minyak, dan gas bumi sejak era kolonial. Sampai saat ini, Kaltim menjadi tempat beroperasi perusahaan besar di sektor SDA, seperti PT Pupuk Kaltim, PT Kaltim Prima Coal, hingga Pertamina.
Selain itu, terdapat perusahaan dengan izin hutan tanaman industri, hak pengusahaan hutan, sampai perkebunan sawit. Sejumlah masyarakat di pesisir juga bergantung pada sektor perikanan tradisional sampai modern.
Dari sisi wisata, alam dan budaya Kaltim punya potensi besar. Salah satu yang terkenal adalah wisata pantai dan pulau kecil di Kabupaten Berau. Ada pula Sungai Mahakam yang membentang 980 kilometer. Kaltim pun punya satwa unik, seperti orangutan, pesut, bekantan, hingga owa.
Karakteristik masyarakat Kaltim
Laiknya provinsi lain di Kalimantan, Kaltim dihuni oleh masyarakat dayak. Sebagian hidup menyebar di kota dan kabupaten. Sebagian lainnya hidup bersama di sekitar hutan dan sungai.
Selebihnya, masyarakat yang tinggal di Kaltim adalah keturunan transmigran, Jawa, Bugis, Banjar, Toraja, dan suku lain dari berbagai wilayah. Kendati beragam warga yang tinggal, masyarakat di sini termasuk kondusif dalam hidup berdampingan.
Informasi umum Kalimantan Utara

Kalimantan Utara atau Kaltara
Ibu kota : Tanjung Selor
Luas Wilayah : 71.176 km²
Populasi : 738.000 jiwa (BPS, 2023)
Keterangan : Provinsi termuda dengan potensi perkebunan kelapa sawit dan tambang.
Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan bekas wilayah Kesultanan Bulungan, yang berdiri pada 1731 dan dipimpin oleh 13 sultan hingga 1958. Kesultanan ini menguasai wilayah pesisir meliputi Bulungan, Tana Tidung, Malinau, Nunukan, Tarakan, dan Tawau (sekarang Sabah, Malaysia). Pada 1949, Kesultanan Bulungan bergabung dengan Indonesia melalui Konvensi Malinau.
Setelah kemerdekaan, Bulungan menjadi wilayah otonom (swapraja) pada 1955. Namun, pada 1964, Kesultanan ini dibubarkan secara paksa dalam Tragedi Bultiken, yang menuduh keluarga kesultanan berencana bergabung dengan Malaysia. Wilayahnya kemudian menjadi kabupaten di bawah Kalimantan Timur.
Baca juga: Ini Besaran UMP dan UMK Kaltara 2025
Seiring waktu, Kabupaten Bulungan dimekarkan menjadi Nunukan, Malinau, Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Masyarakat merasa tertinggal dalam pembangunan infrastruktur dan pendidikan, memicu wacana pembentukan provinsi baru. Pada 25 Oktober 2012, DPR menyetujui RUU pembentukan Kaltara, yang kemudian disahkan sebagai UU No. 20 Tahun 2012 pada 16 November 2012.
Kaltara resmi menjadi provinsi ke-34 Indonesia, dengan ibu kota di Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan). Wilayahnya terdiri dari 1 kota (Tarakan) dan 4 kabupaten (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung). Irianto Lambrie dilantik sebagai Penjabat Gubernur pada 22 April 2013.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur pertama digelar pada Desember 2015, dimenangkan oleh H. Irianto Lambrie dan H. Udin Hianggio.
Perbatasan Kaltara
Utara : Negara Sabah (Malaysia)
Timur : Laut Sulawesi
Selatan : Provinsi Kalimantan Timur
Barat : Negara Serawak (Malaysia)
Kota-Kota Penting di Kalimantan
Selain ibu kota provinsi, beberapa kota di Kalimantan memiliki peran strategis:
- Balikpapan (Kalimantan Timur)
Kota ini menjadi pusat industri minyak dan gas dengan pelabuhan tersibuk di Kalimantan. Infrastrukturnya modern, termasuk Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman.
- Tarakan (Kalimantan Utara)
Terkenal sebagai kota penghasil minyak sejak era kolonial. Tarakan juga menjadi pintu masuk perdagangan dengan Filipina dan Malaysia.
- Banjarbaru (Kalimantan Selatan)
Kota satelit Banjarmasin yang berkembang pesat sebagai pusat pemerintahan dan pendidikan.
- Singkawang (Kalimantan Barat)
Dijuluki “Kota Seribu Kelenteng” karena populasi Tionghoa yang besar. Festival Cap Go Meh di sini terkenal secara nasional.
- Samarinda (Kalimantan Timur)
Selain sebagai ibu kota, Samarinda merupakan penghubung logistik antarprovinsi di Kalimantan.
Ekonomi dan Tantangan Pembangunan
Kalimantan menyumbang 8,5% PDB nasional (BPS, 2022), terutama dari sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan. Namun, eksploitasi sumber daya alam juga menimbulkan masalah lingkungan, seperti deforestasi dan kebakaran hutan.
Kalimantan adalah wilayah vital Indonesia dengan kekayaan alam dan budaya yang unik. Pemekaran provinsi bertujuan meningkatkan pemerataan pembangunan, meski tantangan lingkungan dan infrastruktur masih perlu diatasi. Dengan perencanaan yang baik, Kalimantan berpotensi menjadi pusat ekonomi berkelanjutan di masa depan.
Profil Brunei Darussalam

Brunei Darussalam, sebuah negara kecil di utara Pulau Kalimantan, berbatasan dengan Malaysia dan Laut Cina Selatan.
Baca juga: Borneo: Asal Usul dan Maknanya
Negara ini merdeka dari Britania Raya pada 1 Januari 1984, dengan sistem pemerintahan monarki absolut yang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah.
Ekonomi Brunei
Brunei mengandalkan sektor minyak dan gas alam sebagai tulang punggung ekonomi, menyumbang lebih dari 90% pendapatan negara. Kekayaan sumber daya ini menjadikan Brunei salah satu negara terkaya di dunia, dengan pendapatan per kapita yang tinggi dan fasilitas publik yang modern.
Masyarakat & budaya di Brunei
Mayoritas penduduk Brunei adalah etnis Melayu (67%), dengan minoritas Tionghoa, Dayak, dan lainnya. Islam menjadi agama resmi, memengaruhi budaya dan kehidupan sehari-hari. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional, meskipun bahasa Inggris juga digunakan secara luas.
Pendidikan & Kesehatan
Brunei menawarkan sistem pendidikan dan kesehatan gratis bagi warganya. Pendidikan wajib hingga tingkat menengah, dengan banyak pelajar melanjutkan studi ke luar negeri. Fasilitas kesehatan modern tersedia di seluruh negeri.
Fakta Menarik
- Brunei memiliki salah satu istana terbesar di dunia, Istana Nurul Iman, kediaman resmi Sultan.
- Mata uang Brunei (Dolar Brunei) memiliki nilai setara dengan Dolar Singapura dan dapat digunakan di kedua negara.
- Negara ini dikenal dengan kebijakan konservatifnya, seperti larangan penjualan alkohol di tempat umum.
- Meskipun kecil, Brunei menjadi contoh negara makmur dengan kesejahteraan tinggi bagi warganya, didukung oleh kekayaan alam dan kepemimpinan yang stabil.
Sepintas Sarawak, Malaysia

Sarawak, negara bagian terbesar di Malaysia, terletak di barat laut Pulau Kalimantan. Dikenal sebagai “Bumi Kenyalang” (Burung Enggang), Sarawak beribukota di Kuching dan memiliki luas wilayah sekitar 124.450 km².
Sarawak awalnya diperintah oleh Kesultanan Brunei sebelum menjadi wilayah kekuasaan Inggris pada 1841, di bawah pemerintahan keluarga Brooke selama satu abad. Setelah Perang Dunia II, Sarawak menjadi koloni Inggris hingga bergabung dengan Federasi Malaysia pada 16 September 1963.
Masyarakat & Budaya
Sarawak memiliki populasi sekitar 2,9 juta jiwa (2023), terdiri dari berbagai etnis seperti Iban, Melayu, Tionghoa, Bidayuh, dan Melanau. Keberagaman ini menciptakan budaya yang kaya, dengan festival seperti Gawai Dayak dan Hari Kaul sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Ekonomi
Ekonomi Sarawak bertumpu pada sumber daya alam seperti minyak, gas alam, kayu, dan minyak sawit. Sektor pariwisata juga berkembang pesat, dengan daya tarik seperti Taman Nasional Gunung Mulu (Situs Warisan Dunia UNESCO) dan budaya tradisional suku Dayak.
Fakta Menarik
- Sarawak memiliki lebih dari 40 kelompok etnis dengan 80 bahasa daerah.
- Taman Nasional Gunung Mulu terkenal dengan gua-gua spektakuler dan formasi batu kapur.
- Jembatan Darul Hana di Kuching menjadi ikon modern negara bagian ini.
.
Sumber: