NUSANTARA – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) menggelar pelatihan mitigasi konflik manusia-satwa liar bagi pegawai. Kegiatan di Auditorium Kantor Otorita IKN ini menyiapkan pegawai saat berinteraksi dengan satwa di kawasan IKN yang berbasis forest city.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Asnawati Safitri, menekankan tantangan hidup berdampingan dengan satwa. “Ketika kita memulihkan ekosistem hutan tropis, artinya mengembalikan rumah satwa. Apakah kita siap nyaman berbagi ruang?” ujarnya dalam pembukaan pelatihan, Rabu (7/5/2025).
Pelatihan dipandu Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN, Pungky Widiaryanto. Tiga ahli menjadi narasumber: Bambang Hari Trimarsito (Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kaltim), serta Agus Irwanto dan Agnes Pratamiutami dari BOSF.
Materi pelatihan mencakup teknik interaksi aman dengan satwa, dasar hukum perlindungan satwa, strategi pencegahan konflik, hingga pertolongan pertama saat konflik terjadi. “Pegawai perlu paham prosedur standar jika bertemu orangutan, bekantan, atau ular di lokasi kerja,” jelas Bambang Hari Trimarsito.
Pemahaman jadi kunci
Menurut Agus Irwanto, pemahaman perilaku satwa menjadi kunci. “Misalnya, orangutan cenderung menghindar jika tidak diprovokasi. Hindari kontak langsung dan laporkan ke tim konservasi,” katanya.
Pelatihan ini sejalan dengan visi IKN sebagai kota hutan berkelanjutan. Satwa liar diharapkan menjadi bagian ekosistem, bukan ancaman. “Mereka penjaga keseimbangan alam. Tugas kita menciptakan koeksistensi,” tambah Myrna.
Data BKSDA Kaltim mencatat, 47% konflik satwa di Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir melibatkan manusia akibat perambahan habitat. Pelatihan ini menjadi langkah preventif menyambut tahap konstruksi IKN yang masif.
Peserta juga diajak simulasi lapangan untuk mengidentifikasi jejak satwa dan penggunaan alat pengusir non-lethal. “Kami perkenalkan alat seperti sirene frekuensi tertentu untuk mengarahkan satwa tanpa melukai,” papar Agnes Pratamiutami.
Sebagai tindak lanjut, Otorita IKN akan menyusun protokol tetap (SOP) penanganan satwa liar di seluruh area proyek. Rencananya, 1.200 pegawai akan dilatih bertahap hingga 2026.
Pelatihan ini menegaskan komitmen IKN sebagai ibu kota pertama Indonesia yang mengintegrasikan konservasi biodiversitas dalam tata kelola perkotaan. Dengan pendekatan ini, pembangunan infrastruktur tidak hanya modern, tetapi juga ramah ekosistem.