Minikino, penyelenggara Bali International Short Film Festival, mengirim filmmaker Haris Yuliyanto ke Glasgow Short Film Festival (GSFF) melalui program pertukaran “Bali-Glasgow Filmmaker and Programme Exchange 2025.” Kolaborasi dengan GSFF dan dukungan hibah British Council ini bertujuan memperkuat koneksi budaya melalui film pendek.
Koordinator Short Film Market Minikino, Dyana Wulandari, mengatakan bahwa program ini disambut dengan antusias oleh banyak pembuat film. Menurutnya semua kandidat memiliki bobot pertimbangan yang hampir setara. Karena itu, memilih satu dari banyak peserta adalah hal yang sangat berat.
“Memilih satu artinya harus melepaskan semua yang lainnya,” ujar Dyana dalam siaran pers yang diterima redaksi Jumat, 7 Maret 2025
Haris Yuliyanto, staf laboratorium Universitas Dian Nuswantoro Semarang, terpilih dari 143 pendaftar setelah melalui seleksi ketat, termasuk webinar dan wawancara. Sambil mempersiapkan skenario baru dengan produsernya, Annisa Dewi, Haris juga belajar memasak untuk bertahan di Skotlandia.
“Sebenarnya saya juga akan membawa panci elektrik. Seperti mau pindahan, ya!” kata Haris.
Haris, yang baru pertama kali ke luar negeri, akan berangkat pada 9 Maret 2025—bertepatan dengan Ramadan. Ia mengaku menantikan banyak kejutan di malam-malam bulan puasanya selama berada di Skotlandia.
Berik Dampak Positif Secara Global

Program ini didanai British Council melalui skema “Connections Through Culture (CTC).” Summer Xia, Country Director British Council Indonesia, menekankan peran seni dalam membangun empati lintas budaya. Menurutnya, seni memiliki kekuatan untuk menghubungkan budaya, memulai dialog, dan mendorong perubahan yang berarti.
“Melalui program Connections Through Culture dari British Council, kami menyaksikan bagaimana kolaborasi seni melampaui batas, menjadikan kreativitas sebagai kekuatan yang berdaya untuk memberikan dampak positif secara global,” ucap Xia.
Sebelum tampil di GSFF pada 19–23 Maret 2025, Haris akan menjalani residensi satu minggu di Cove Park, Argyll, Skotlandia—lokasi inspiratif bagi pengembangan ceritanya yang terkait laut dan kapal. Ia akan mengikuti berbagai kegiatan festival, seperti pemutaran film, diskusi panel, serta kesempatan berjejaring dengan sineas dan profesional industri film dari berbagai negara.
“Lanskap Cove Park ideal untuk eksplorasi artistik,” kata Alexia Holt, Direktur Cove Park, yang pernah menyambut seniman dari Asia, termasuk Indonesia.
Film Pelabuhan Berkabut Diputar bersama Empat Film Lain
Di GSFF, film pendek Haris, Pelabuhan Berkabut (2024), akan diputar dalam program kurasi Minikino bertajuk “Indonesian Spice Route”, bersama empat film lain seperti Blue Poetry (Muhammad Heri Fadli), Kelompok Penerbang Roh (Tunggul Banjaransari), She and Her Good Vibrations (Olivia Griselda & Sarah Cheok), dan Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (Khozy Rizal).
Menurut Fransiska Prihadi (Cika), Direktur Program Minikino yang juga menjadi juri GSFF, film-film tersebut merefleksikan kompleksitas sosial Indonesia dan bukan sekadar eksotisme.
“Representasi yang muncul dalam film-film di program Indonesian Spice Route tidak hanya mencerminkan kekayaan estetika dan narasi yang khas, tetapi juga menggugah diskusi tentang kondisi sosial dan politik yang tengah dihadapi,” kata dia.
Matthew Lloyd, Direktur GSFF pun menyambut antusias. Sebuah festival film, kata dia, adalah ruang untuk keterlibatan dan pertukaran ide serta perspektif, antara seniman, para profesional, dan penonton.
“Saya yakin penonton kami akan menyambut hangat film-film Indonesia yang dibawa serta program sorotan pada Riar Rizaldi,” kata Lloyd.
Sebagai bagian pertukaran, filmmaker Skotlandia akan hadir di Minikino Film Week di Bali, 12–19 September 2025.
“Ini langkah penting memperkuat hubungan komunfilm kedua negara,” pernyataan resmi Minikino.
Kolaborasi antara Minikino dan GSFF sendiri bertujuan untuk membangun koneksi lintas budaya, memperkaya wawasan sinematik, serta membuka peluang baru bagi filmmaker Indonesia, khususnya di Indonesia dan Glasgow. Hal ini memberi peluang dan pengalaman talenta industri film pendek Indonesia berkembang. Pertukaran filmmaker sendiri sudah dimulai dari 9–19 Januari 2025 dengan membuka pendaftaran bagi filmmaker Indonesia.
Baca Juga: