SAMARINDA — Pertanian yang baik merupakan tulang punggung ketahanan pangan. Namun, produktivitas pertanian di Kalimantan Timur dinilai belum optimal.
Hal ini mendorong Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Sigit Wibowo, untuk menekankan pentingnya modernisasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian sebagai kunci kemandirian pangan daerah.
Sigit menyampaikan keprihatinannya atas kuatnya ketergantungan Kaltim terhadap pasokan pangan dari luar daerah, seperti Jawa dan Sulawesi. Menurutnya, hal itu disebabkan karena lahan pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan dominannya pola kerja tradisional.
“Jika kita masih mengandalkan tenaga manusia tanpa sentuhan teknologi, maka sektor ini akan sulit menarik minat generasi muda dan terus tertinggal,” ujar Sigit di Samarinda, 18 April 2025.
Ia mengapresiasi langkah strategis yang digagas Kementerian Pertanian dalam membangun sektor industri pertanian. Berharap hal di dalamnya, kata Sigit, bisa diadopsi di Kaltim.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya investasi teknologi pertanian—seperti penggunaan alat mekanisasi modern—dapat mendongkrak hasil produksi serta efisiensi waktu dan tenaga.
“Kalau pelaku usaha dan petani di Kaltim mulai tanam padi, ubi, cokelat dengan sistem modern dan mesin pertanian, kita akan melihat hasil yang jauh berbeda,” ungkapnya.
Sigit pun berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk mendorong pelatihan SDM serta membuka akses peralatan pertanian modern agar kemandirian pangan di Kalimantan Timur bukan hanya menjadi wacana, tetapi sebuah realita.
Baca juga: