• Berita
  • Kaltim Catat Deforestasi Tertinggi Sepanjang 2024
Berita

Kaltim Catat Deforestasi Tertinggi Sepanjang 2024

Luasan deforestasi di Indonesia pada 2024 ini meningkat sebesar 4.191 hektare dibandingkan tahun sebelumnya.

Kaltim Catat Deforestasi Tertinggi Sepanjang 2024
Auriga Nusantara mengungkap bahwa deforestasi di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 261.575 hektare. (Foto : Dokumentasi Auriga Nusantara)

JAKARTA – Auriga Nusantara merilis temuan mereka soal deforestasi di Indonesia sepanjang 2024 kemarin. Deforestasi di Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat yang paling tinggi pada periode tersebut.

Berdasarkan catatan Auriga, pada 2024 kemarin terjadi deforestasi mencapai 261.575 hektare di Indonesia. Luasan deforestasi ini meningkat sebesar 4.191 hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam rilis yang diterbitkan Jumat (31/1/2025) kemarin, peningkatan deforestasi terutama terjadi di Kalimantan dan Sumatera.

Juru Kampanye Auriga Nusantara, Hilman Afif, mengatakan, deforestasi terjadi di seluruh pulau besar di Indonesia, namun kenaikan terbesar terjadi di Kalimantan dan Sumatera. “Pada 2024, Kalimantan mencatat deforestasi seluas 124.896 hektare,” kata Hilman dalam siaran pers.

Deforestasi ini, kata Hilman, didorong oleh aktifitas pengembangan kebun kayu (29.898 ha), tambang (23.583 ha), dan sawit (23.430 ha), yang mencakup 59% deforestasi di seluruh Pulau Kalimantan. Sementara Sumatera mencapai 91.248 hektare, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.

Selain itu, Auriga Nusantara juga mencatat 83% kabupaten/kota di Indonesia mengalami deforestasi, dengan 68 kabupaten mencatat lebih dari 1.000 hektare hutan yang hilang. Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan Timur mencatat deforestasi tertinggi, mencapai 16.578 hektare.

Status penguasaan lahan

Dari segi status penguasaan lahan, 57% deforestasi terjadi pada lahan yang dikuasai negara atau kawasan hutan dengan rincian; hutan konservasi seluas 7.704 hektare, hutan lindung seluas 13.805 hektare dan hutan produksi seluas 128.358 hektare. “Sisanya, deforestasi seluas 111.708 hektare (43%) terjadi di lahan dengan status area penggunaan lain (APL),” tutur dia.

Masih menurut Auriga Nusantara, sebagian besar deforestasi terjadi di kawasan hutan (57%), dengan 128.358 hektare hutan produksi mengalami degradasi. Selain itu, deforestasi di dalam konsesi industri, termasuk perkebunan kayu, tambang, dan logging, turut menyumbang hilangnya tutupan hutan.

Seluas 36.068 hektare terjadi di konsesi logging, 41.332 hektare terjadi di konsesi kebun kayu, 38.615 hektare di konsesi tambang dan 37.483 hektare di konsesi sawit.

Ancaman deforestasi

Hilangnya tutupan hutan, kata Hilman, mengancam keberadaan spesies langka seperti orangutan Kalimantan (108.100 ha habitat hilang), harimau Sumatera (32.854 ha), dan badak Sumatera (3.910 ha).

“Auriga Nusantara menyerukan kepada pemerintah pusat, daerah serta sektor swasta untuk segera mengambil langkah konkret dalam menghentikan laju deforestasi,” tegas Hilman.

Reformasi tata kelola hutan, pengawasan ketat terhadap izin konsesi, serta peningkatan upaya rehabilitasi hutan menjadi solusi yang harus segera diterapkan.

“Selain itu, dalam melindungi hutan alam tersisa, Indonesia membutuhkan langkah hukum yang lebih kuat. Saatnya Presiden Prabowo Subianto menerbitkan peraturan presiden yang memberikan perlindungan hukum terhadap seluruh hutan alam tersisa di Indonesia,” katanya.

Berikut sepuluh provinsi dengan deforestasi tertinggi pada 2024 :

1. Kalimantan Timur – 44.483 ha
2. Kalimantan Barat – 39.598 ha
3. Kalimantan Tengah – 33.389 ha
4. Riau – 20.812 ha
5. Sumatera Selatan – 20.184 ha
6. Jambi – 14.839 ha
7. Aceh – 8.962 ha
8. Kalimantan Utara – 8.767 ha
9. Bangka Belitung – 7.956 ha
10. Sumatera Utara – 7.303 ha

Dari penelusuran Auriga Nusantara, perusahaan yang tercatat memiliki tingkat deforestasi tinggi antara lain :

1. Logging : PT Panambangan (5.485 ha) dan PT Kiani Lestari (3.304 ha).
2. Kebun Kayu : PT Mayawana Persada (6.145 ha) dan PT Finnantara Intiga (1.551 ha).
3. Tambang : PT Berau Coal (2.039 ha) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (1.442 ha).
4. Sawit : PT Borneo International Anugerah (2.019 ha) dan PT Mitra Kapuas Agro (1.534 ha).

Baca juga :

Picture of Hutama Ian
Hutama Ian
Jurnalis ProPublika.id. Menulis berbagai hal mengenai kriminal, ekonomi, olahraga, dan lingkungan.
Bagikan
Berikan Komentar