• Cerita
  • Lukisan Prasejarah di Goa Bloyot, Kaltim: Jembatan Mengenal Nenek Moyang
Cerita

Lukisan Prasejarah di Goa Bloyot, Kaltim: Jembatan Mengenal Nenek Moyang

Goa Bloyot di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menyimpan kekayaan dari masa lalu berupa lukisan cadas berusia ribuan tahun. Simak kisahnya.

Seorang pemandu lokal menyorot cahaya senter ke lukisan tangan purba di dinding Gua Bloyot. Foto oleh Deta Widyananda.
Seorang pemandu lokal menyorot cahaya senter ke lukisan tangan purba di dinding Goa Bloyot, Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh Deta Widyananda-TelusuRI).

Goa Bloyot adalah sebuah situs purbakala di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Goa karst ini menyimpan warisan seni cadas dari peradaban manusia purba yang masih terlihat jelas.

Di dinding-dinding goa, terdapat lukisan tapak tangan, satwa, dan aktivitas berburu. Warna lukisan tersebut rata-rata kemerahan.

Jendela menuju masa lalu

Pengunjung menikmati Goa Bloyot, Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh YKAN).
Pengunjung menikmati Goa Bloyot, Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh YKAN).

Goa Bloyot adalah bagian dari Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang merentang di Kabupaten Berau dan Kutai Timur. Nama “Bloyot” diambil dari bahasa setempat yang berarti asam hutan. Di sekitar goa memang banyak tumbuh pohon asam hutan.

Situs prasejarah ini terletak sekitar 4 kilometer dari Kampung Merabu. Pengunjung harus berjalan kaki melewati jalur menantang sekitar dua jam. Mula-mula jalur relatif datar. Kendati demikian, banyak area becek, genangan air, dan sungai yang harus dilewati, khas hutan hujan tropis Kalimantan.

Di ujung perjalanan, terdapat gunung karst menjulang. Pengunjung harus menapaki jalan terjal dan menelusuri mulut-mulut goa. Adapun Goa Bloyot terletak di paling ujung perjalanan.

Usia seni cadas Goa Bloyot

Llukisan tangan purba di dinding Goa Bloyot, Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh YKAN).
Llukisan tangan purba di dinding Goa Bloyot, Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh YKAN).

Di dalam Goa Bloyot terpampang ratusan lukisan dinding atau seni cadas (rock art). Sampai 1 Oktober 2025, belum ada penelitian yang mengukur usia seni cadas ini.

Namun, umurnya bisa diperkirakan dengan membandingkan dengan rock art lain di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Usia lukisan yang telah diteliti di kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat antara 15.000-40.000 tahun. Secara kasat mata, dari penelitian sebelumnya, diketahui lukisan berwarna merah berusia sekitar 30.000 tahun.

Adapun lukisan dengan warna keunguan usianya berkisar 15.000-20.000 tahun. Dari ciri itu, kemungkinan usia lukisan cadas Goa Bloyot berusia 30.000-an tahun karena berwarna kemerahan.

Lukisan-lukisan di sini sebagian besar berupa cap tangan yang dibuat dengan teknik negative hand stencil. Selain itu, ada juga gambar hewan seperti babi, kura-kura, dan makhluk misterius lainnya, serta sosok manusia.

Para ahli menduga Goa Bloyot bukan tempat tinggal, melainkan lokasi untuk ritual keagamaan atau praktik shamanisme. Shamanisme adalah penyembuhan kuno melalui ritual, seperti tarian dan nyanyian.

Dari penelitian identifikasi gambar di goa ini, terdapat gambar yang disebut peneliti sebagai adisatwa. Adisatwa adalah sosok menyerupai satwa yang dikeramatkan atau disucikan leluhur.

Memang ada salah satu lukisan satwa panjang berkaki empat di Goa Bloyot yang sulit dirujuk ke satwa yang ada saat ini. Bisa jadi itu adalah wujud adisatwa atau satwa yang telah punah.

Upaya Pelestarian dan Pengakuan Dunia

Panorama hutan tropis di kawasan ekosistem karst Sangkulirang Mangkalihat berupa bukit kerucut di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh Deta Widyananda-TelusuRI).
Panorama hutan tropis di kawasan ekosistem karst Sangkulirang Mangkalihat berupa bukit kerucut di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. (Foto oleh Deta Widyananda-TelusuRI).

Karst Sangkulirang-Mangkalihat jika dilihat dari ketinggian menyuguhkan panorama bukit-bukit karst menyerupai kerucut. Kekayaan alam itu merupakan warisan geologi yang penuh biodiversitas dan pengetahuan.

Dari penelitian di lokasi lain karst Sangkulirang-Mangkalihat, sebagian besar pewarna untuk seni cadas menggunakan pigmen dengan kandungan utama kalsit, gipsum, whewellite, dan hematit. Semuanya bisa didapat dari batuan karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Total goa yang telah diidentifikasi di kawasan Sangkulirang-Mangkalihat sebanyak 54 goa. Di dalamnya ada sekitar 1.754 data berupa gambar figuratif maupun non-figuratif.

Paling banyak seni cadas terdapat di Goa Bloyot. Sekitar 115 seni cadas terpampang di dalamnya.

Dengan kekhasan tersebut, lukisan di Goa Bloyot memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi, menjadikannya bukti nyata interaksi manusia purba dengan lingkungan mereka.

Saat ini, pemerintah daerah dan komunitas lokal tengah berupaya menjadikan kawasan ini sebagai destinasi penelitian dan wisata bertaraf internasional.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, bersama dengan pemerintah Kabupaten Berau dan Kutai Timur, didukung oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), telah mengusulkan kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat sebagai Geopark Nasional.

Langkah selanjutnya adalah meraih status UNESCO Global Geopark. Tujuannya adalah melindungi warisan berharga ini, meningkatkan pariwisata berkelanjutan, dan membuka peluang penelitian lebih luas.

Sumber:

 

Baca juga:

Picture of FX Jarwo
FX Jarwo
Jurnalis dan penulis konten ProPublika.id. Menggemari isu lingkungan, masyarakat adat, dan hak asasi manusia. Ia pun menulis hal-hal ringan mengenai perjalanan, tips, dan pengetahuan umum dari berbagai sumber.
Bagikan
Berikan Komentar