Festival Film Naladeva 2025 digelar di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 6 hingga 11 Oktober 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sindikat Sinema di bawah naungan Yayasan Muara Kreasi Merdeka, dengan tujuan memperkuat ekosistem seni dan sinema di Samarinda.
Festival Film Naladeva mengangkat tema “Dusun Besar” dengan menyajikan lokakarya menulis kritik film, penayangan film, diskusi, dan kompetisi film pelajar.
Memperkaya Sinema di Luar Arus Utama
Robby Ocktavian dari Sindikat Sinema mengatakan, festival ini berupaya menampilkan karya sinema dan visual yang tidak banyak terjangkau arus utama yang lazim dijumpai di bioskop dan tayangan film streaming.
Naladeva, kata Robby, diharapkan menjadi medium yang mendorong pertukaran pengetahuan, memperkaya perspektif, serta memperkuat hubungan antara praktik seni, kebudayaan, dan publik di Samarinda.
Sebagai kota dengan populasi penduduk terbesar di Kalimantan, Samarinda memiliki potensi seni visual dan film yang belum tergali secara optimal.
“Festival film ini diselenggarakan di Samarinda sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni dan sinema di daerah,” kata Robby dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Tema “Dusun Besar” dan Rangkaian Acara
“Dusun Besar” menggambarkan sebuah komunitas yang tadinya terasa kecil dan akrab, perlahan mulai dimasuki oleh dunia luar, ide-ide baru, teknologi, dan gaya hidup yang berbeda.
Tema ini merefleksikan bagaimana nilai-nilai lama diuji oleh zaman yang berubah, bagaimana individu beradaptasi, dan bagaimana identitas komunitas itu sendiri bertransformasi di tengah arus urban.
Rangkaian acara festival akan berlangsung di dua lokasi utama: Temindung Creative Hub dan Bioskop Sindikat Sinema. Selain itu, ada juga penayangan film di ruang-ruang organik masyarakat kota Samarinda di Gang 4 Jl. Cendana, yang dijadwalkan pada 9 Oktober 2025.
Berikut adalah beberapa program utama yang bisa dinikmati:
- Pada 6 Oktober 2025 di Temindung Creative Hub akan ada pemutaran film “Pesantren”.
- Lokakarya: Digelar mulai 29 September hingga 3 Oktober 2025, bersama Manshur Zikri, seorang seniman, kritikus, dan kurator dari Yogyakarta.
- Diskusi dan Kurasi Film bersama Adrian Jonathan, salah satu pendiri Cinema Poetica; Valencia Winata, peneliti film; dan Taufiqurrahman Kifu, seniman interdisiplin dan salah satu pendiri Forum Sudutpandang.
- Malam Penghargaan: Acara penutupan pada 11 Oktober 2025 di Temindung Creative Hub, yang akan menampilkan pemutaran film-film pemenang dan pertunjukan dari Soy Kongo, Vankits, dan Cuaca Mendung.
.
Kegiatan rinci bisa disaksikan di instagram Sindikat Sinema.
Baca juga: