• Cerita
  • Daftar Paus Mati dan Hidup yang Terdampar di Balikpapan
Cerita

Daftar Paus Mati dan Hidup yang Terdampar di Balikpapan

Sejak 2009, setidaknya ada empat paus yang terdampar di Balikpapan. Ada yang tercatat hidup dan sisanya dilaporkan mati.

ilustrasi paus mati, paus hidup, paus berenang
Paus sperma berenang di dekat permukaan air. Paus sperma pernah terdampar dan mati di Balikpapan, Kaltim, Jumat (25/9/2024). (Foto: nationalgeographic.org)

Sebagai wilayah pesisir, Kota Balikpapan di Kalimantan Timur tercatat pernah jadi tempat paus mati dan terdampar atau stranding marine mammal. Berbagai jenis paus ditemukan terdampar sejak beberapa tahun terakhir di perairan kota ini.

Menurut catatan Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, sejak 2009 setidaknya ada empat kejadian mamalia laut ditemukan terdampar di Balikpapan. Kondisinya ada yang masih hidup dan tak bernyawa.

Berikut datanya:

  1. Paus Pembunuh palsu atau false killer whale (Pseudorca crassidens). Ditemukan di pantai Lamaru, Balikpapan Timur, tahun 2009. Kondisinya dilaporkan mati.

 

  1. Paus pembunuh kerdil atau pygmy killer whale (Feresa attenuata). Ditemukan di Perairan Manggar, Balikpapan Timur, pada Juni 2019. Kondisinya ditemukan hidup.

 

  1. Paus bergigi sikat atau baleen whale. Ditemukan di Pantai TNI AU/Lanud Dhomber, Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, pada Desember 2019. Kondisi paus dilaporkan mati.

 

  1. Paus sperma atau sperm whale (Physeter macrocephalus). Ditemukan di perairan Daerah Perlindungan Mangrove dan Laut (DPML) Teritip, Balikpapan Timur, pada September 2024. Sempat ditemukan bernyawa, tapi akhirnya mati.

 

daftar paus mati dan terdampar di balikpapan
Bagian rahang dan kepala paus sperma yang mati dan terdampar di Balikpapan setelah dibakar. (Foto: DP3 Balikpapan)

Kemungkinan penyebab kematian

Dari sejumlah kejadian terdamparnya paus, peneliti memperkirakan ada dua penyebab pendukung, yakni alamiah dan antropogenik. Penyebab alami merupakan hal alami atau natural yang dialami paus.

Hal alami itu bisa berupa serangan penyakit, usia tua, gempa bumi, atau paus mengalami luka akibat konflik dengan satwa di laut. Penyebab alami ini bisa menurunkan kemampuan navigasi paus. Akibatnya, paus terpisah dari kawanan dan terdampar sampai ke perairan dangkal.

Sementara itu, faktor antropogenik adalah kejadian yang disengaja atau tidak akibat aktivitas manusia. Beberapa kemungkinan penyebabnya ialah menurunnya kualitas lingkungan akibat pencemaran air laut, perburuan, hingga banyaknya sampah, terutama plastik, yang termakan paus.

Kemungkinan lain adalah sistem navigasi paus yang terganggu oleh penggunaan alat yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau sonar di dalam laut. Hal ini biasanya digunakan oleh kapal laut tertentu dan eksplorasi minyak dan gas bumi.

Kegiatan tersebut bisa mengganggu paus karena sistem navigasi paus pun menggunakan sonar. Paus mengeluarkan “klik” sonar untuk melacak mangsa di kedalaman laut yang minim cahaya. Sejumlah peneliti menyatakan “klik” sonar itu pun digunakan paus berkomunikasi dengan kelompoknya.

***

Baca juga:

 

Picture of Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar