• Cerita
  • Survey ini Mengungkap Tiga Masalah Lingkungan Krusial di Indonesia
Cerita

Survey ini Mengungkap Tiga Masalah Lingkungan Krusial di Indonesia

Survey terbaru yang dilakukan Kawula17 menunjukkan polusi udara, krisis air bersih, dan sampah jadi isu lingkungan krusial di Indonesia.

Ilustrasi: Masalah lingkungan sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir. (Foto: Pexels)

Kondisi lingkungan di Indonesia, terutama di perkotaan, sudah sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Masalah lingkungan ini berpusat pada tiga hal utama, yaitu polusi udara, krisis air bersih, dan sampah, yang tentunya berkaitan langsung pada kehidupan sehari-hari manusia.

Hal ini terungkap dari survey yang dilakukan Yayasan Pelopor Pilihan 17 (PP17), sebuah yayasan independen yang fokus pada isu demokrasi. PP17 mengembangkan Kawula17, sebuah Aplikasi Saran Pemilihan (VAA) yang melakukan survey bertajuk National Kawula Survey.

Pada survey bulan Juli 2024, hasilnya menunjukkan masyarakat Indonesia menganggap polusi udara (36%), pengelolaan sampah plastik (32%), banjir (30%) dan limbah industri (28%) sebagai masalah lingkungan yang penting. Mayoritas masyarakat menganggap hal itu adalah wujud dari kinerja pemerintah yang sangat buruk dalam menangani isu-isu tersebut.

Pada beberapa isu tertentu, terdapat perbedaan pendapat antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Misalnya, masyarakat yang tinggal di pedesaan menilai kinerja pemerintah sangat buruk dalam mengatasi kebakaran (79%) dan penebangan hutan (86%).

“Hal ini disebabkan karena masyarakat pedesaan, terutama yang tinggal dekat dengan hutan atau area rawan kebakaran, lebih mungkin merasakan langsung dampak dari kebakaran hutan dan penebangan,” ujar Rafli Rikin, peneliti di Kawula 17, dalam keterangan tertulis, Minggu (6/10/2024).

Ilustrasi: Suasana perkotaan yang punya banyak masalah mengenai lingkungan. (Foto: Pexels)

Rafli melanjutkan, mereka menghadapi ancaman kesehatan, mata pencaharian, dan kehidupan sehari-hari yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan deforestasi. Akibatnya, mereka cenderung lebih kritis terhadap kinerja pemerintah dalam mengatasi masalah ini dibandingkan masyarakat perkotaan yang mungkin hanya melihat dampaknya melalui media.

Melihat survey tersebut, menurut Rafli, beberapa faktor menyebabkan masyarakat menilai kinerja pemerintah sangat buruk dalam isu-isu tersebut. Masyarakat bisa jadi merasakan langsung dampak negatif dari masalah lingkungan ini.

“Seperti polusi udara, banjir, banyaknya sampah, dan pemanasan global. Masyarakat mungkin merasa bahwa pemerintah tidak cukup serius menangani isu lingkungan, baik melalui kebijakan maupun penegakan hukum,” tambah Rafli Rikin.

Ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemerintah dalam isu lingkungan perlu menjadi perhatian bagi pemerintah. Jika ketidakpuasan ini terus berlanjut, kekhawatiran masyarakat terhadap masa depan lingkungan akan semakin tinggi.

Rafli merekomendasikan pemerintah untuk meningkatkan kinerja pada isu lingkungan, perhatikan apa isu lingkungan yang menjadi kekhawatiran masyarakat, gunakan data/survei yang mendukung, dan segera tangani masalah tersebut.

Menurutnya, masalah polusi udara, krisis air bersih, dan penumpukan sampah di Indonesia merupakan ancaman nyata yang membunuh kita secara perlahan. Penting bagi kita, lanjut Rafli, untuk terus menyuarakan keprihatinan dan mendorong pemerintah mengambil tindakan lebih tegas dan efektif.

Partisipasi aktif masyarakat dapat dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan bersama. “Hanya dengan kesadaran kolektif dan kerjasama yang kuat, kita bisa memperbaiki kondisi lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan,” ujar Rafli.

***

Baca juga:

Picture of Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar