SAMARINDA – Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, La Ode Nasir, menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di Kaltim. Ia menilai, peran besar mereka dalam membentuk karakter dan akhlak generasi muda belum diimbangi dengan dukungan yang layak.
“Para guru TPA bekerja dalam diam, tapi hasil dari pengajaran mereka menentukan masa depan karakter anak-anak kita. Ini bukan pekerjaan kecil, melainkan pondasi peradaban,” ujar La Ode di Samarinda, Senin (3/6).
Menurutnya, sebagian besar guru TPA hanya mengandalkan sumbangan masyarakat. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang tidak mendapatkan honor sama sekali, meski tugas mereka sangat penting dan menyentuh aspek paling mendasar dalam pendidikan, yakni akhlak dan spiritualitas.
Ia menegaskan, jika pemerintah daerah benar-benar serius membangun generasi yang religius dan berakhlak, maka langkah awal yang harus diambil adalah memberi perhatian lebih kepada para pengajar TPA.
“Apresiasi terhadap guru TPA tidak cukup hanya dengan ucapan terima kasih. Sudah waktunya ada kebijakan yang melindungi dan menyejahterakan mereka,” katanya.
La Ode pun mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim agar mengalokasikan dana dari APBD atau hibah pendidikan keagamaan secara khusus untuk mendukung keberlangsungan tugas para guru TPA. Menurutnya, kebijakan ini bisa menjadi bentuk konkret dari komitmen pemerintah terhadap pembangunan karakter generasi muda.
Selain itu, ia meminta dilakukan pendataan menyeluruh terhadap jumlah dan sebaran guru TPA di seluruh kabupaten/kota agar program insentif dapat dirancang secara tepat sasaran.
“Jika guru mata pelajaran umum bisa mendapat tunjangan dan perhatian, mengapa tidak dengan guru TPA? Mereka juga mendidik, bahkan di bidang yang sangat fundamental,” pungkasnya.
Baca juga :