SAMARINDA — Meski pembangunan jalan di Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan kemajuan, sejumlah kendala teknis masih menghambat terciptanya jaringan jalan yang optimal di seluruh wilayah. Salah satu solusi yang diusulkan adalah memperkuat peran Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai ujung tombak dalam penanganan jalan rusak.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menegaskan pentingnya posisi strategis UPTD dalam menangani kondisi darurat, seperti kerusakan parah dan potensi longsor yang dapat mengganggu arus transportasi. Menurutnya, UPTD berada di garis depan dalam menjaga konektivitas antarwilayah di Benua Etam.
“UPTD adalah garda terdepan yang langsung turun tangan saat terjadi kerusakan atau longsor,” ujarnya.
Reza menyampaikan bahwa kondisi jalan di Kaltim saat ini telah membaik, dengan tingkat kelayakan mencapai sekitar 82 persen. Namun, ia mengakui masih banyak tantangan, terutama di wilayah yang akses jalannya belum stabil dan memerlukan peningkatan signifikan.
Ia menekankan pentingnya pembenahan internal di tubuh UPTD, mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia hingga kelengkapan alat kerja. Kesiapan tim UPTD di lapangan menjadi kunci dalam menangani berbagai persoalan infrastruktur secara cepat dan tepat.
“Percepatan perbaikan jalan akan terwujud jika UPTD didukung alat kerja yang memadai dan SDM yang kompeten,” tegasnya.
Lebih lanjut, Reza menilai keandalan UPTD dalam merespons situasi kritis sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan masyarakat sebagai pengguna jalan. Karena itu, ia mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim untuk memberi perhatian khusus terhadap penguatan kelembagaan dan operasional UPTD.
“Dengan peran yang semakin penting, UPTD harus bertransformasi menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam menjaga kualitas jalan yang merata dan berkelanjutan di seluruh Kaltim,” pungkasnya.
Baca juga :
