SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Akhmed Reza Fachlevi, mengajak generasi muda untuk turut ambil bagian dalam pembangunan sektor pertanian sebagai respons atas tantangan krisis pangan dan kemandirian ekonomi daerah di masa depan.
Menurut Reza, pemuda harus menjadi aktor utama, bukan sekadar pengamat, dalam mendorong transformasi pertanian Kaltim agar lebih modern, efisien, dan berdaya saing.
“Pertanian bukan hanya urusan petani tua, tapi juga masa depan kita bersama. Pemuda punya peran besar dalam mengembangkan sektor ini agar lebih modern dan berdaya saing,” ujarnya di Samarinda, Kamis (15/5/2025).
Ia menyebut organisasi Pemuda Tani Kaltim sebagai wadah strategis untuk membina petani muda agar lebih inovatif dan produktif. Saat ini, tercatat sekitar 50 ribu petani milenial di Kaltim, yang tersebar di wilayah seperti Kutai Kartanegara, Paser, dan Berau.
“Pemuda Tani harus mampu menjadi penghubung antara pemuda, teknologi, dan kebutuhan pertanian masa kini,” katanya.
Sebagai pengurus pusat Pemuda Tani Indonesia, Reza menekankan pentingnya pendekatan kewirausahaan dalam mengembangkan sektor pertanian. Ia mendorong para petani muda untuk tak hanya mengelola budidaya, tetapi juga mengembangkan nilai tambah produk pertanian melalui agribisnis dan pemanfaatan teknologi digital.
“Dengan pendekatan agribisnis yang terintegrasi, para petani muda dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan memperluas akses pasar secara digital,” tambahnya.
Ia juga mengajak petani milenial untuk memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), sistem irigasi otomatis, dan pengelolaan data pertanian sebagai bagian dari modernisasi sektor ini.
“Mereka harus jadi pionir inovasi. Kita tidak bisa mengandalkan metode lama untuk menjawab tantangan zaman,” tegas politisi Partai Gerindra ini.
Reza berharap ke depan akan semakin banyak organisasi yang menaungi petani muda untuk mencetak generasi petani profesional dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Jadikan pertanian sebagai sektor yang menjanjikan dan membanggakan, bukan sekadar pilihan terakhir. Kaltim butuh energi muda untuk memastikan masa depan pangan yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Baca juga :