• Cerita
  • Penggemar K-pop Suarakan Konser Rendah Karbon
Cerita

Penggemar K-pop Suarakan Konser Rendah Karbon

Penggemar K-pop tak hanya ingin bersenang-senang dengan musik. Mereka ingin konser rendah karbon diterapkan guna keberlangsungan bumi.

Website Kampanye K-pop Carbon Hunters
Tangkapan layar website Kampanye K-pop Carbon Hunters.

Menjelang Konferensi Iklim PBB COP30 di Belém, Brasil, para penggemar K-pop mendesak industri musik Korea Selatan untuk segera menerapkan konser rendah karbon. COP30 digelar di Belém dari 10 hingga 21 November 2025.

Desakan ini disuarakan melalui analisis terbaru KPOP4PLANET berjudul “Konser K-pop Rendah Karbon: Bernyanyi Bersama untuk Masa Depan Kita.” Laporan yang redaksi terima pada 7 November 2025 itu menyebut industri K-pop masih tertinggal dalam praktik konser berkelanjutan.

Laporan ini menjadi bagian dari kampanye K-pop Carbon Hunters, yang terinspirasi dari serial Korea K-pop Demon Hunters. Kampanye ini mengajak penggemar untuk menekan perusahaan hiburan agar mengurangi emisi konser.

Evaluasi terhadap Perusahaan Besar K-pop

Emisi Karbon Konser Musik—Perbandingan
Emisi Karbon Konser Musik.

Kerangka evaluasi laporan tersebut menilai lima perusahaan besar, yaitu CJ ENM, HYBE, JYP, SM, dan YG. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur komitmen perusahaan terhadap isu iklim dan praktik konser berkelanjutan.

Beberapa perusahaan telah menyebut konser rendah karbon dalam laporan keberlanjutan mereka. Namun, belum ada target jelas atau jadwal pasti dalam pengurangan emisi konser.

YG Entertainment menjadi satu-satunya perusahaan besar yang telah menerbitkan laporan berkelanjutan. Laporan tersebut menegaskan komitmen perusahaan untuk beralih ke konser berkelanjutan pada 2030.

“Sebagai ambassador COP26, BLACKPINK telah menginspirasi banyak BLINKs untuk peduli lingkungan,” kata Jevon Christian, leader Blink Official Indonesia.

Hal itu diharapkan menjadi komitmen berkelanjutan dan diterapkan di setiap konser girl band tersebut.

“Kami berharap konser BLACKPINK berikutnya dapat berlangsung rendah emisi. Seperti slogan mereka, ‘Climate Action in Your Area!’” lanjutnya.

Krisis Iklim dan Tuntutan Penggemar

Blackpink (Foto: Wikimedia Commons)
Blackpink (Foto: Wikimedia Commons)

Jumlah penggemar K-pop dunia diperkirakan mencapai 75 juta pada 2023. Pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi tur global dari BTS, BLACKPINK, dan grup besar lainnya.

Penelitian organisasi non-profit Inggris Julie’s Bicycle menunjukkan 73 persen emisi industri musik berasal dari konser langsung. Angka tersebut setara emisi dari sekitar 92 ribu mobil setiap tahun.

“Bencana alam yang semakin sering terjadi harus menjadi alarm memburuknya krisis iklim,” ujar Nunik, ambassador Klimates KPOP4PLANET Indonesia.

Ia juga meminta penyelenggara konser untuk mendengarkan suara penggemar sekaligus peduli pada masa depan bumi. “Kami ingin konser idola kami dilaksanakan secara lebih berkelanjutan,” tegasnya.

Rekomendasi dan Seruan Global

Data emisi dari sebuah konser
Data emisi dari sebuah konser. (sumber: kpop4planet.com)

Laporan KPOP4PLANET ini mendapat dukungan dari Music Sustainability Alliance, Julie’s Bicycle, dan Music Declares Emergency. Ketiga organisasi tersebut mendorong standarisasi konser rendah karbon di seluruh industri musik.

“Dengan menunjukkan praktik terbaik, KPOP4PLANET menyoroti potensi besar K-pop untuk memimpin perubahan,” ujar Lewis Jamieson, CEO Music Declares Emergency Inggris.

Laporan tersebut menyoroti langkah penting seperti pengukuran emisi konser, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan plastik sekali pakai.

Rekomendasi lainnya adalah meningkatkan pengelolaan sampah dan menekan emisi perjalanan musisi, kru, dan penonton.

“Kami pernah hidup tanpa konser langsung selama pandemi. Kami tidak ingin krisis iklim membawa kita ke situasi serupa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa K-pop memiliki kapasitas kuat untuk memimpin perubahan global. “Konser rendah karbon telah terbukti dan perlu segera ditingkatkan skalanya,” kata Kim.


Baca juga:

Picture of FX Jarwo
FX Jarwo
Jurnalis dan penulis konten ProPublika.id. Menggemari isu lingkungan, masyarakat adat, dan hak asasi manusia. Ia pun menulis hal-hal ringan mengenai perjalanan, tips, dan pengetahuan umum dari berbagai sumber.
Bagikan
Berikan Komentar