BALIKPAPAN — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) mencatat capaian lifting minyak dan gas bumi sepanjang 2025 berada di atas target yang ditetapkan pemerintah.
Koordinator Operasi SKK Migas Kalsul, Damar Setiawan, mengatakan hingga akhir 2025 realisasi lifting gas telah mencapai 99,6 persen dari target APBN atau mendekati 100 persen. Bahkan, jika dibandingkan dengan target work program and budget (WP&B), capaian lifting gas telah melampaui 100 persen.
Sementara itu, lifting minyak hingga November 2025 tercatat mencapai 103 persen terhadap target APBN dan sekitar 106 persen dibandingkan target WP&B.
“Capaian ini kami harapkan bisa tetap terjaga hingga akhir Desember 2025. Kami optimistis realisasi lifting migas dapat stabil, bahkan berpotensi melampaui target,” ujar Damar di Balikpapan, Jumat (19/12/2025).
Meski mencatat kinerja positif, Damar mengakui masih terdapat sejumlah kendala teknis di lapangan. Salah satunya berkaitan dengan ketepatan jadwal kedatangan kapal di terminal lifting yang berpotensi memengaruhi pencatatan realisasi, termasuk kemungkinan pergeseran lintas tahun.
“Dalam dua minggu terakhir, ketepatan jadwal kapal menjadi perhatian. Jika kedatangan kapal terlambat, target lifting bisa terdampak. Karena itu kami berharap kapal tidak datang melewati Desember,” katanya.
Target Lifting 2026
Untuk tahun 2026, SKK Migas menargetkan lifting minyak nasional sebesar 610 ribu barel per hari (barrel oil per day/BOPD) dan gas sebesar 5.510 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD). Dari target tersebut, wilayah Kalimantan dan Sulawesi ditargetkan berkontribusi sekitar 64 ribu BOPD minyak dan 1.425 MMSCFD gas.
Guna mendukung pencapaian target, SKK Migas Kalsul melakukan berbagai upaya, antara lain pengurangan stok minyak, optimalisasi lifting minyak yang masih berada di dalam pipa, serta pemaksimalan pengurasan minyak di Terminal Senipah.
“Sejak Oktober, kami juga mendapat tambahan sekitar 150 ribu barel minyak kondensat,” ujar Damar.
Selain itu, peningkatan produksi didorong melalui pemboran sumur baru. Sejumlah sumur saat ini tengah dalam tahap penyelesaian, sementara beberapa sumur dengan pekerjaan work over dan well service (WOWS) telah mencapai 100 persen dan diharapkan mulai berkontribusi pada produksi tahun depan.
Di wilayah Kalsul, pengeboran sumur baru akan dilakukan di perairan Selat Makassar serta beberapa lokasi darat. Pada 2026, SKK Migas menargetkan pemboran 140 sumur pengembangan dan 11 sumur eksplorasi.
Damar juga mengungkapkan perusahaan migas asal Italia, ENI, baru-baru ini menemukan cadangan gas dalam jumlah besar di Lapangan Genk North. Selain itu, ENI direncanakan melakukan pengeboran tambahan di Sumur Maha dan Geliga yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2028.
“Proses perizinan dan konstruksi direncanakan berlangsung pada 2026 hingga 2027, dengan harapan produksi bisa dimulai pada 2028. Seluruh upaya ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan produksi migas, khususnya di wilayah Kalimantan dan Sulawesi,” pungkas Damar.
Baca juga :
