• Berita
  • Museum Seni Singapura Luncurkan Proyek Digital, Eksplorasi Batas Seni dan Teknologi
Berita

Museum Seni Singapura Luncurkan Proyek Digital, Eksplorasi Batas Seni dan Teknologi

SAM berkolaborasi dengan seniman dan kolektif seniman dalam dua proyek digital mutakhir. Menyelidiki pengaruh budaya digital pada seni.

Gambar diam dari Operasi Kata-tropical (Aural) Bloom [ÖK(^)B]. (Foto: Singapore Art Museum)
Gambar diam dari Operasi Kata-tropical (Aural) Bloom [ÖK(^)B]. (Foto: Singapore Art Museum)

SINGAPURA – Museum Seni Singapura (SAM) menghadirkan dua proyek digital terbaru yang menantang realitas virtual dan hubungan seni-teknologi. Kolaborasi dengan seniman dan kolektif seni ini menawarkan perspektif segar tentang pengaruh budaya digital pada seni, pameran, dan kehidupan sehari-hari.

Operation Kata-tropical (Aural) Bloom [ÖK(^)B]: Jelajah Masa Depan di Gedung Bersejarah

Waktu: 19 Maret – 30 September 2025
Akses: okab.sg

Berkolaborasi dengan formAxioms, SAM menciptakan pengalaman gameplay imersif di bekas gedung St. Joseph’s Institution (SJI) yang direka ulang di tahun 26777. Pemain menjelajahi sisa-sisa arsitektur bersejarah sambil menghadapi kekuatan alam yang mengancam.

Fitur Utama:

  • Lingkungan virtual dinamis yang berubah berdasarkan kondisi waktu nyata dan jejak pengguna lain.
  • Integrasi karya seni seperti Speculating the Fragmented Copy (Juan Covelli) dan Homo Lanterns (Hings Lim) yang mengkritik kepemilikan budaya dan warisan kolonial.
  • Eksplorasi narasi sejarah melalui lensa pasca-kolonial dan pasca-Antroposen.

“ÖK(^)B bukan sekadar pameran digital, tapi ruang untuk mempertanyakan logika kolonial di dunia virtual dan membayangkan masa depan alternatif,” ujar kurator ÖK(^)B dan OS2, Duncan Bass.

Open Systems 2_Operating Systems (OS2): Sistem yang Membentuk Realitas Digital

Waktu: 19 Maret – 31 Mei 2025
Akses: opensystems.sg

Dikuratori oleh TO NEW ENTITIES, OS2 menampilkan 12 karya seni dalam empat tema: Sistem Pengetahuan, Sistem Arsip, Ekosistem, dan Sistem Baru. Proyek ini mengajak audiens mempertanyakan bagaimana algoritma dan teknologi membentuk ekspresi seni dan keseharian.

Sorotan Karya:

  • Noah’s Ark (Dana Dawud): Video esai yang menyatukan mitos banjir, protes iklim, dan konten TikTok.
  • The Immortals Are Quite Busy These Days (Nawin Nuthong): Kritik terhadap otoritas arsip tradisional melalui artefak fiksi.
  • MUSH (Most Dismal Swamp): Eksplorasi subkultur online sebagai “halusinasi bersama”.

“Digital adalah kekuatan tak terelakkan. Melalui OS2, kami ingin masyarakat sadar dan kritis terhadap sistem yang mengatur hidup mereka,” kata June Yap, Direktur SAM.

Baca juga:

Picture of FX Jarwo
FX Jarwo
Jurnalis dan penulis konten ProPublika.id. Menggemari isu lingkungan, masyarakat adat, dan hak asasi manusia. Ia pun menulis hal-hal ringan mengenai perjalanan, tips, dan pengetahuan umum dari berbagai sumber.
Bagikan
Berikan Komentar