
Kehadiran kata dinepalkan dalam leksikon politik Indonesia bukan sekadar tren linguistik semata, melainkan alarm yang berdetak kencang.


Kehadiran kata dinepalkan dalam leksikon politik Indonesia bukan sekadar tren linguistik semata, melainkan alarm yang berdetak kencang.

Demonstrasi ini dapat menjadi peringatan bahwa ketidakpuasan telah menjalar hingga ke kelompok yang selama ini menjadi penopang stabilitas.

Intervensi algoritma justru berisiko menjadi alat politik untuk membingkai narasi dan meredam kritik di tengah krisis kepercayaan publik.

Pesta, tarian, atau tunjangan mewah pejabat yang bertabrakan dengan beban warga jadi percik api di tengah kesusahan rakyat.

Arus balik performatif telah dimulai, dan gelombangnya dibawa oleh bendera-bendera fiksi yang tiba-tiba menjadi sangat nyata.

Selama negara abai pada luka rakyat, simbol-simbol alternatif akan terus muncul sebagai penjaga gawang cita-cita kemerdekaan.

Bendera One Piece dalam protes di Indonesia bisa dimaknai punya fungsi ganda. Simak ulasannya melalui esai berikut.

Logo pada bendera One Piece dulu dipakai Gibran saat debat cawapres pada Pilpres 2024. Kini, pengibaran benderanya dikecam makar.

Aktivisme berbasis AI terus berevolusi. Kreativitas warga mengkritik dan mengonfirmasi kebenaran menemukan jalannya sendiri.

Bagaimana ekosistem digital Kaltim dan IKN menghadapi hoaks? Berikut ulasan peneliti PRMB BRIN, Ubaidillah, soal itu.