JAKARTA – Komoditas unggulan menjadi andalan dalam Integrated Area Development (IAD) Lanskap Kayan di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Diantaranya ada kakao, durian, langsat, hingga kopi. “Terobosan seperti ini yang kami harapkan muncul dari lahirnya kesepakatan IAD di Indonesia,” ujar Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Catur Endah Prasetiani dalam Thought Leaders Forum (TLF) ke 34 dengan tema Mendukung Pembangunan Wilayah Terpadu berbasis Perhutanan Sosial melalui Pengembangan Komoditas Unggulan di Jakarta, Rabu 25 Juni 2025.
IAD di Lanskap Kayan ditandatangani pada Desember 2023 dan menjadikannya wilayah kesembilan yang ada di Indonesia. Kehadiran IAD diperkuat oleh Peraturan Presiden nomor 28 tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial. Catur menjelaskan berdasarkan peraturan presiden tersebut, IAD adalah pengembangan wilayah terpadu berbasis perhutanan sosial. Artinya, berbagi komoditas unggulan yang ada dalam kawasan perhutanan sosial dikelola dalam satu lanskap dengan penguatan klasterisasi komoditas, efisiensi logistik dan peningkatan akses pasar. Pendekatan ini juga mendorong sinergi kemitraan 4P (People–Private–Public Partnership), dengan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sebagai pelaku utamanya.
Catur menjelaskan bahwa penerapan IAD diharapkan semakin mendorong peran aktif pemerintah daerah dan para pihak dalam mendukung penguatan ekosistem perhutanan sosial. Kolaborasi dalam IAD, Ia menambakan, membuat seluruh potensi perhutanan sosial dapat dikembangkan secara optimal, sehingga berkontribusi pada kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Bulungan Syarwani menambahkan bahwa semangat pemerintah pusat selaras dengan strategi pemerintah daerahnya. “Kami memiliki semboyan Tenguyun Hutanku”,kata Syarwani dalam kesempatan yang sama. Tenguyun yang berasal dari bahasa Bulungan yang merujuk ke semangat kebersamaan dalam mewujudkan sesuatu yang diharapkan. Bupati Syarwani meyakini dengan adanya Tenguyun Hutanku Kabupaten Bulungan akan mewujudkan pemeliharaan dan pemanfaatan hutan, tanpa meninggalkan keragaman dan kearifan lokalnya.
Semangat itu diturunkan pada kawasan IAD Lanskap Kayan yang tersebar di 18 Desa dengan luas sekitar 568.182 hektare. Pemerintah daerah bersama sejumlah mitra strategis termasuk Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) telah memetakan potensi pengembangan di bentang alam ini. Tercatat ada agroforestri (wanatani), silvopastura, hasil hutan nonkayu, dan ekowisata siap dikembangkan pada wilayah setengah juta hektare ini. Pengembangan ini tentunya dengan merangkul birokrat, masyarakat, akademisi, sektor swasta, serta media.
Selama ini, Pemerintah Bulungan telah memiliki program Mandau Tani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian) – program pertanian dalam artian luas untuk mewujudkan kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal secara terpadu hulu-hilir. Mandau Tani mengusung kakao dan kopi sebagai komoditas unggulan. Pengembangan komoditas kakao hingga 2022 mencapai 634 hektare, sedangkan komoditas kopi mencapai 308 hektare. Selain dua komoditas tersebut, desa-desa sepanjang Sungai Kayan adalah produsen buah seperti: durian, duku, lai, langsat, cempedak, kapul, kelengkeng, jambu madu, dan beberapa buah lainnya. Kawasan ini juga berpotensi untuk pengembangan peternakan lebah madu dan pengolahan minyak atsiri. Komoditas-komoditas tersebut bisa dibudidayakan pada kawasan perhutanan sosial dan Area Penggunaan Lain di lanskap Kayan.
Bupati Syarwani mengatakan bahwa IAD Lanskap Kayan ini untuk semua. “Baik desa yang memiliki sumber daya alam dan areal perhutanan sosial, maupun yang tidak,” kata dia. Mereka yang tidak terlalu banyak potensi alamnya, bisa menjadi Hub (pusat kegiatan) pembangunan integrasi dengan potensi jasa pengolahan dan peningkatan kapasitas untuk desa-desa di sekitarnya. Tujuan besar IAD Lanskap Kayan, kata Bupati Syarwani “program satu desa satu produk”.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara Nur Laila mengapresiasi apa yang sudah Kabupaten Bulungan dengan IAD Lanskap Kayan. Dinas Kehutanan Provinsi sigap untuk memberi dukungan dalam bentuk peningkatan kapasitas kelembagaan, bantuan penyuluhan untuk peningkatan komoditas perhutanan sosial ini. “Kami berharap, rekan-rekan dari Pemerintah Kabupaten semakin bersinergi. Apalagi Bupatinya luar biasa untuk mendukung,”kata dia dalam acara yang sama.
Direktur Terestrial YKAN, Ruslandi menjelaskan kenapa Lanskap Kayan ini penting. Sungai Kayan yang memiliki panjang 576 kilometer adalah denyut jantung warga Kalimantan Utara. “Dia menjadi sumber air, penghasil tenaga listrik, tempat hidup biota air tawar, hingga pembawa kesuburan dari apa yang dilewatinya,” kata dia dalam kesempatan yang sama. Dengan luasan dan panjang tersebut, Sungai Kayan juga menghadapi sejumlah ancaman dari perubahan tutupan lahan sampai bencana alam.
Dengan mendukung IAD di Lanskap Kayan, kita tidak hanya menyelamatkan hutan-hutan yang berada di Daerah Aliran Sungai Kayan, melainkan juga mampu menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitarnya. “Bila warga sekitar merasakan manfaat dari menjaga alam niscaya alam akan terus menjadi tempat tinggal dan berpenghasilan yang berkelanjutan” ujar Ruslandi.
Baca juga :