SAMARINDA – Kinerja ekspor Provinsi Kaltim terus menunjukkan tren positif. Pada Februari 2025, nilai ekspor Kaltim tercatat mencapai USD 1,81 miliar — naik 7,85 persen dibandingkan bulan Januari.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan bahwa sektor migas mengalami peningkatan cukup signifikan. “Nilai ekspor migas Februari mencapai USD 217,58 juta, atau naik 25,11 persen dibanding bulan sebelumnya,” ujarnya. Sedangkan ekspor nonmigas berada di angka USD 1,59 miliar, tumbuh 5,86 persen.
Menariknya, sektor nonmigas menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai hampir 88 persen dari total ekspor. Komoditasnya terdiri dari sektor pertanian (USD 1,45 juta), industri pengolahan (USD 401,30 juta), dan sektor pertambangan serta lainnya (USD 1,19 miliar).
Dari sisi negara tujuan, Tiongkok masih jadi pasar utama dengan porsi 34,81 persen. India menyusul dengan 17,35 persen, lalu Filipina 8,83 persen. Total ekspor ke kawasan ASEAN sendiri menyentuh angka USD 401,41 juta atau lebih dari seperempat dari total ekspor.
Sementara itu, aktivitas impor juga menunjukkan peningkatan yang cukup tajam. Pada Februari 2025, nilai impor Kaltim naik 20,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan total USD 471,93 juta.
Impor migas mencapai USD 314,72 juta (naik 12,78 persen), sementara nonmigas melonjak hingga 41,10 persen menjadi USD 157,21 juta.
Bila dilihat dari penggunaannya, bahan baku atau penolong menjadi kelompok terbesar dengan nilai USD 428,08 juta — menyumbang 90,71 persen dari total impor. Selebihnya terdiri dari barang modal (USD 42,58 juta) dan barang konsumsi (USD 1,27 juta).
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Kalimantan Timur masih menunjukkan performa positif. Surplus tercatat sebesar USD 1,34 miliar. Sektor nonmigas jadi penopang utama dengan surplus USD 1,43 miliar, sementara sektor migas mencatat defisit USD 97,14 juta.
Baca juga :