• Berita
  • Bandara IKN Terancam Molor Beroperasi, Pembangunan Terkendala Curah Hujan
Berita

Bandara IKN Terancam Molor Beroperasi, Pembangunan Terkendala Curah Hujan

Hujan menjadi kendala pambangunan Bandara IKN. Target operasional pada 17 Agustus 2024 terancam molor.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau progres pembangunan Bandara IKN, Jumat (12/7/2024). (Foto: Humas Kemenhub)

BALIKPAPAN – Curah hujan tinggi dalam sebulan terakhir membuat pembangunan Bandara Ibu Kota Nusantara atau IKN terhambat. Kondisi ini berakibat target operasional bandara itu terancam molor.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dari hasil koordinasi dan pengamatannya di lapangan, cuaca memang menjadi momok dalam pembangunan Bandara IKN. Dalam sebulan terakhir, hanya delapan hari cuaca cerah di Kaltim.

“Oleh karena itu modifikasi cuaca menjadi keharusan,” ujar Budi saat meninjau progres pembangunan Bandara IKN, Jumat (12/7/2024).

Jika kondisi ini terus terjadi, lanjut dia, target pembangunan sejumlah fasilitas Bandara IKN berpotensi mundur. Menurut rencana awal, landasan pacu sepanjang 2.200 meter dan beberapa fasilitas lain ditarget bisa digunakan pada 17 Agustus 2024 saat gelaran upacara di IKN.

Budi mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan modifikasi cuaca dan berhasil mengurangi intensitas hujan. Kendati demikian, itu bisa ditingkatkan dengan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.

Baca juga: Menhub: Trem Otonom Tiba di IKN Akhir Juli 2024

Terkait curah hujan yang tinggi di kawasan IKN, Budi telah mendapat penjelasan dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui video conference dari rumah dinas Menteri Perhubungan di IKN. Dwikorita mengatakan, hujan terjadi pada 1-12 Juni 2024 sebelum Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) diterapkan.

Setelahnya, TMC dijalankan dan membuahkan hasil, yakni tak ada hujan 14-16 Juni 2024. Akan tetapi, pada 7 Juli 2024 ada peringatan dini tentang fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Itu adalah anomali cuaca yang sudah terprediksi beberapa hari sebelumnya. Itu berdampak terhadap curah hujan tinggi di Kaltim.

“Tampaknya dengan anomali yang sangat kuat, ini (hujan) tidak bisa ditanggulangi,” kata Dwikorita.

Baca juga: Tingkatkan Perlindungan Terumbu Karang, Program Koralestari Diluncurkan di Samarinda

Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar