SAMARINDA – Mendekati Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, perhatian publik beralih ke kesiapan organisasi olahraga di Kalimantan Timur. Namun kondisi lapangan justru menunjukkan tanda bahaya. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, mengungkapkan bahwa struktur organisasi pengurus cabang olahraga (pengcab) di beberapa daerah masih jauh dari ideal.
“Dari sepuluh kabupaten/kota, hanya enam yang memiliki pengcab aktif. Yang lain nyaris tak terdengar kabarnya,” ujar Sapto pada 26 Juni 2025.
Ia menilai, lemahnya kelembagaan olahraga di daerah menjadi faktor utama stagnasi pembinaan atlet. Menurutnya, tanpa organisasi yang rapi dan berjalan, regenerasi atlet hanya akan jadi slogan kosong.
“Tidak ada prestasi tanpa fondasi. Kalau pengurusnya saja tidak stabil, bagaimana mau bicara program dan target jangka panjang?” katanya.
Hamas Dorong Sekolah Fokus Bangun Karakter, Bukan Cuma Nilai
Sapto mengangkat contoh nyata dari cabang olahraga Kurash yang mengalami tiga kali pergantian kepengurusan dalam waktu singkat. Pergantian mendadak tanpa perencanaan, menurutnya, hanya akan memperburuk proses pembinaan.
Lebih lanjut, Sapto menyerukan adanya konsolidasi menyeluruh lintas instansi. Ia meminta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), serta pemerintah daerah turun tangan secara serius.
“Jangan dibiarkan jalan sendiri-sendiri. Kita akan panggil semua pengurus, bukan untuk mencari siapa salah, tapi menyusun strategi bersama,” tegasnya.
Sapto juga mengkritisi absennya beberapa cabor asal Kaltim dalam PON mendatang, bukan karena kualitas atlet, tetapi karena tidak disediakannya venue oleh tuan rumah. Hal itu, menurutnya, menjadi cerminan bahwa manajemen olahraga tidak hanya bermasalah di tingkat daerah, tetapi juga perlu perhatian nasional.
Kendati demikian, Sapto tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan pembenahan organisasi yang konsisten dan dukungan penuh lintas sektor, Kaltim bisa kembali menjadi salah satu lumbung atlet nasional.
“Kuncinya adalah pembenahan dari hulu. Kalau struktur pengurus kokoh, atlet akan punya ruang berkembang. Kita tidak kekurangan bakat, kita hanya perlu wadah yang benar,” pungkasnya.