SAMARINDA – Maraknya calon aparatur sipil negara (ASN) yang mengundurkan diri setelah mengetahui penempatan mereka di daerah terpencil seperti Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), menuai perhatian Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel. Ia menilai fenomena ini mencerminkan rendahnya semangat pengabdian sebagian ASN terhadap negara.
“Kalau memang niatnya mengabdi, penempatan tidak seharusnya menjadi alasan untuk mundur. Justru daerah seperti Mahulu sangat membutuhkan kehadiran ASN,” tegas Ekti.
Menurutnya, pengabdian sebagai ASN tidak bisa semata-mata dilihat dari sisi kenyamanan ataupun gaji. ASN, kata dia, harus siap ditempatkan di mana pun sesuai kebutuhan negara.
“Ini soal komitmen terhadap sumpah jabatan. Kalau hanya mau kerja di kota besar atau tempat strategis, lalu siapa yang membangun daerah pinggiran?” lanjutnya.
Ekti juga menyinggung minimnya sumber daya manusia (SDM) lokal di Mahulu yang siap menjadi ASN. Hal ini membuat pemerintah terpaksa merekrut dari luar daerah, yang sering kali menolak ketika harus ditempatkan di wilayah terpencil.
“Kalau SDM lokal tidak kita siapkan, kita akan terus menghadapi masalah ini. Padahal seharusnya orang Mahulu sendiri yang bangun Mahulu,” katanya.
Sebagai solusi jangka panjang, Ekti mendorong pemerintah daerah agar lebih serius meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi bagi putra-putri daerah. Menurutnya, hanya dengan itu ketergantungan pada tenaga luar bisa dikurangi.
“Pendidikan dan pelatihan adalah kunci. Kita harus lahirkan generasi Mahulu yang siap membangun daerahnya sendiri,” tutupnya.
Baca juga :