• Pariwara
  • Ayyub Dorong Kopi Jadi Motor Ekonomi Hijau Pascatambang
Pariwara

Ayyub Dorong Kopi Jadi Motor Ekonomi Hijau Pascatambang

Ayyub mendorong pengembangan kopi di desa sebagai solusi hijau dan berkelanjutan pascaindustri tambang di Kukar.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin atau Ayyub. (Foto : Humas DPRD Kaltim)

SAMARINDA Pengembangan ekonomi hijau di desa mulai mendapat perhatian dari DPRD Kalimantan Timur. Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin atau Ayyub, mendorong pengembangan kopi sebagai salah satu solusi berkelanjutan pascatambang, terutama di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar).

Ayyub menilai bahwa sektor pertanian kopi berpotensi menjadi penggerak ekonomi desa sekaligus langkah pemulihan lingkungan. Menurutnya, kopi bukan sekadar komoditas, tetapi simbol perubahan paradigma menuju ekonomi hijau yang berakar dari desa.

“Pengembangan kopi di desa seperti Jonggon bukan hanya soal bisnis, tapi juga pemulihan lahan dan pembentukan ekonomi baru setelah tambang. Ini soal arah masa depan Kukar,” ujar Ayyub, Rabu (5/6/2025).

Ia menyebut banyak lahan tidur eks tambang di Kukar yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya kopi. Kondisi tanah dan iklim di wilayah tersebut dinilai cukup mendukung pertumbuhan tanaman kopi secara ekologis.

“Kopi itu bukan tanaman serampangan. Ia tumbuh subur di tanah yang sehat. Jadi ketika desa mulai menanam kopi, itu juga tanda kita mulai memperbaiki alam,” jelasnya.

Tak hanya dalam aspek pertanian, Ayyub melihat kopi sebagai pintu masuk membangun rantai ekonomi baru dari desa. Mulai dari budidaya, pengolahan, UMKM, hingga pariwisata berbasis komoditas lokal dapat dikembangkan secara terintegrasi.

“Kita ingin desa jadi pusat ekonomi, bukan sekadar penonton. Kopi bisa jadi motor untuk pariwisata, pelatihan keterampilan, bahkan diplomasi budaya,” ujarnya.

Ia mendorong pemerintah daerah untuk mengambil peran aktif melalui pelatihan budidaya, kemudahan akses pembiayaan, penyediaan alat pascapanen, hingga promosi terpadu kopi lokal.

“Kalau kita bisa promosikan kopi Kukar sebagai kopi spesialti, seperti Gayo atau Kintamani, maka kita bukan cuma jual rasa. Kita jual cerita, identitas, dan semangat desa bangkit,” tegasnya.

Di tengah tekanan krisis iklim dan ketimpangan ekonomi akibat eksploitasi sumber daya alam, Ayyub menilai kopi dapat menjadi simbol harapan dan jalan menuju ekonomi pascatambang yang adil dan berkelanjutan.

“Inilah ekonomi pascatambang yang kita impikan, berakar di desa, tumbuh bersama alam, dan menyatu dengan budaya,” pungkasnya.

Baca juga :

Picture of DPRD Kaltim
DPRD Kaltim
Artikel kerja sama DPRD Kaltim dengan ProPublika.id.
Bagikan
Berikan Komentar