SAMARINDA – Dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan ke depan, Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, menyoroti pentingnya transformasi sektor pertanian di Kutai Timur.
Ia menilai bahwa modernisasi, inovasi teknologi, serta regenerasi petani muda menjadi fondasi utama untuk mewujudkan sistem pertanian yang mandiri, efisien, dan berkelanjutan.
Agusriansyah menyoroti pentingnya menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian, yang ia nilai lebih berkelanjutan dibandingkan sektor ekstraktif seperti pertambangan.
“Kita harus bisa meyakinkan pemuda bahwa menjadi petani bukan hanya relevan, tapi juga menjanjikan secara ekonomi di masa depan,” ujarnya di Samarinda, 25 April 2025.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia mengusulkan pembentukan tim percepatan lintas sektor yang bertugas menyusun perencanaan strategis, menyusun program, mengatur anggaran, serta mengidentifikasi potensi petani milenial di tiap kecamatan.
“Tim inilah yang akan mengkaji percepatan ini, apakah bisa melalui kerja sama dengan korporasi setempat. Kalau hanya mengandalkan dana APBN, progresnya bisa terhambat,” jelasnya.
Ia juga mendorong penggunaan teknologi modern seperti Internet of Things (IoT), drone untuk pemantauan lahan, serta industrialisasi pascapanen guna menciptakan sistem pertanian yang efisien dan menarik bagi anak muda.
Agusriansyah mengungkapkan bahwa Kutim menargetkan pembukaan lahan pertanian seluas 12.000 hektare pada tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai respons atas tingginya ketergantungan pangan daerah terhadap pasokan dari luar.
“Pertanian ini mencakup banyak subsektor—peternakan, perikanan, hingga komoditas perkebunan seperti kakao, cabai, jagung, dan pisang. Semua punya potensi besar untuk dikembangkan,” paparnya.
Dirinya menutup dengan menegaskan bahwa semua ide besar tersebut tidak boleh berhenti di konsep saja, namun harus diterjemahkan dalam aksi nyata di lapangan.
Baca juga: