MI Al Muttaqin di Desa Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, memilih cara kreatif dan mendalam untuk menanamkan nilai kepahlawanan dan kemanusiaan kepada siswanya.
Dalam perayaan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, sekolah berbasis pendidikan Islam ini secara khusus menyoroti teladan Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang baru saja dianugerahkan gelar pahlawan nasional.
Seni Grafis sebagai Gerbang Mengenal Pahlawan

Pengenalan pahlawan di MI Al Muttaqin dilakukan melalui seni grafis dan aktivitas mewarnai.
Di bawah atap ruang kelas 2, tergantung delapan gambar pahlawan nasional dalam bentuk cetak grafis berukuran 50×50 cm, yang mewakili keberagaman peran.
Mereka adalah perwakilan militer Jenderal Soedirman, WR Supratman untuk bidang seni, Ki Hadjar Dewantara dari bidang pendidikan, dan Ir Soekarno sebagai pendiri bangsa.
Selain itu, terdapat pahlawan perempuan RA Kartini dan Cut Nyak Dien serta pejuang fisik melawan penjajah Sultan Hasanuddin dan Teuku Umar.
Namun, fokus utama dalam kegiatan mewarnai yang diikuti 27 siswa kelas 2 pada Selasa (11/11/2025) adalah sosok Gus Dur.
Gus Dur: Pahlawan Kemanusiaan dan Pluralisme

Kepala Sekolah MI Al Muttaqin, Nur Laeli, menyatakan sosok Gus Dur dipilih karena ketokohannya yang sangat lekat dengan perjuangan politik, pendidikan Islam, kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.
“Kami menekankan peran kemanusiaan dan pluralisme itu lewat peran Gus Dur mencabut Inpres 14/1967 yang diskriminatif terhadap kaum Tionghoa,” ujar Nur Laeli dalam keterangan tertulis.
Gambar yang diwarnai para siswa pun secara khusus menampilkan wajah Gus Dur yang tengah melihat tarian Barongsai dengan dekorasi lampion, sebuah simbol yang kental akan nuansa keberagaman dan toleransi yang diperjuangkan almarhum.
Tindakan Gus Dur mencabut Inpres tersebut membuka ruang bagi warga Tionghoa untuk merayakan budayanya secara terbuka. Itu menegaskan komitmennya terhadap persatuan dalam keberagaman.
Menanamkan Mimpi Besar Sejak Dini

Sebagai sekolah berbasis pendidikan Islam, MI Al Muttaqin melihat Gus Dur sebagai inspirasi yang bisa diteladani. Pemikiran dan sikapnya bisa terus dikembangkan generasi kini.
“Peran dan sosok kepahlawanan Gus Dur sangat dekat dengan kami,” kata Laeli.
Pengenalan sosok Gus Dur sejak dini diharapkan meningkatkan kepekaan tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan.
Melalui kegiatan kreatif, rasa ingin tahu siswa terpantik. Mereka dapat merespon secara kreatif sosok pahlawan tersebut.
Dengan cara ini, MI Al Muttaqin tidak hanya merayakan Hari Pahlawan, tapi juga menumbuhkan kepekaan kemanusiaan dalam diri siswa.
Mereka menjadikan Gus Dur sebagai teladan nyata tentang bagaimana berjuang untuk kemanusiaan melampaui sekat-sekat suku dan agama.
Baca juga:
