• Berita
  • Satu Dasawarsa Kolaborasi Hijau Kaltim dan YKAN
Berita

Satu Dasawarsa Kolaborasi Hijau Kaltim dan YKAN

Tahun ini YKAN berusia 10 tahun. Selama itu pula organisasi ini berkolaborasi dengan pemerintah dan warga di Kaltim dalam pembangunan hijau.

YKAN Kaltim, Hutan Borneo, Asal Usul dan Maknanya
Pemandangan hutan dan kebun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 1 Januari 2024. Pulau Kalimantan disebut pula sebagai Borneo. (Foto FX)

SAMARINDA – Sebagai provinsi dengan alam yang kaya, Kalimantan Timur (Kaltim) punya peran strategis dalam upaya menjaga kelestarian hutan tropis dan keberlanjutan kehidupan dunia. Prinsip pembangunan hijau menjadi salah satu upaya Pemprov Kaltim melalui kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

“Pembangunan hijau bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk menjaga bumi dan kehidupan generasi mendatang. Keberhasilan YKAN dalam mengintegrasikan konservasi dengan pemberdayaan masyarakat lokal adalah contoh yang patut ditiru,” ujar Sekretaris Daerah Kalimantan Timur Sri Wahyuni dalam sambutannya di acara perayaan 10 tahun YKAN di Samarinda, Rabu, 30 Oktober 2024.

Kegiatan itu bertajuk Kolaborasi Hijau untuk Nusantara Lestari. Sri mengatakan, kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam menjaga kelestarian alam yang dimiliki Kaltim. Itulah yang dilakukan antara pemerintah, masyarakat adat, dan organisasi konservasi seperti YKAN.

Di Kalimantan Timur, program konservasi mulai dijalankan tahun 2002 oleh The Nature Conservancy (TNC). Pada tahun 2014, YKAN meneruskan pekerjaan program konservasi ini dengan mengedepankan semangat kemitraan.

YKAN hadir dengan komitmen memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif. Pendekatan nonkonfrontatif dikedepankan dengan membangun jaringan kemitraan bersama seluruh pemangku kepentingan.

Buah manis pembangunan hijau Kaltim

Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto (tengah) berfoto bersama jajarannya, perwakilan BKSDA Kaltim, dan perwakilan Pemprov Kaltim dalam perayaan 10 tahun YKAN di Samarinda, Rabu (30/10/2024). (Foto: YKAN)

Saat ini 441 desa atau kelompok masyarakat di Kalimantan Timur dalam proses mendapatkan insentif berbasis kinerja dari Program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) sebagai penghargaan atas upaya penurunan emisi di tingkat tapak selama periode 2019 – 2024.

Pada tingkat pemerintahan, percepatan penurunan emisi terus didorong oleh multipihak melalui Kesepakatan Pembangunan Hijau atau Green Growth Compact (GGC) yang dimulai pada 2018. GGC itu kini sudah mendapatkan dukungan lebih dari 300 lembaga.

Program pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat juga memberikan kontribusi positif. Komitmen Pemerintah menguat seiring dengan terbitnya Peraturan Daerah tentang SIGAP (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan). Peraturan itu sebagai pendekatan pendampingan desa di Pemprov Kaltim dan Kabupaten Berau. Pemkab Berau pun melaksanakan Program SIGAP Sejahtera.

Komitmen multi pihak dalam menjaga kelestarian alam Kalimantan juga tercermin dalam wadah forum yang berkomitmen mengelola kawasan bernilai konservasi tinggi di Bentang Wehea-Kelay. Dari data YKAN, kawasan seluas 406.344 hektar ini ditempati 1.282 individu orangutan hidup (data survei 2020) serta 13.090 jenis flora dan fauna (data survei 2022).

“Lewat kemitraan dalam forum Wehea Kelay ini, kami bisa terus mewujudkan komitmen perusahaan dalam mengedepankan prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Operasional tata kelola hutan produksi bisa dijalankan selaras dengan prinsip kelestarian alam dengan pelibatan masyarakat di sekitar wilayah konsesi,” kata Direktur Utama PT Gunung Gajah Abadi, Totok Suripto, salah satu anggota Forum Wehea Kelay.

Bersama menemukan jalan

Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto memberi sambutan pada perayaan 10 tahun YKAN di Samarinda, Rabu (30/10/2024).

Meskipun buah manis dirasakan dalam mewujudkan pembangunan hijau di Kalimantan, tapi ruang perluasan program konservasi berkelanjutan masih banyak tantangan. Terutama yang mengancam alam dan keberlangsungan hidup manusia.

Untuk itu, tema Together, we find a way atau Bersama Kita Menemukan Jalan dipilih. Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, mengatakan, pembangunan hijau di Kalimantan Timur yang sudah dilakukan adalah hasil kolaborasi banyak pihak.

Itu dilakukan oleh pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan masyarakat. Kolaborasi itu telah dilakukan selama 10 tahun terakhir.

“Saya percaya kita bisa memperkuat bahkan memperluas kolaborasi yang sudah ada sehingga alam terjaga dan masyarakat sejahtera di tengah tantangan krisis alam yang semakin kompleks,“ kata Herlina Hartanto.

Perbaikan tata kelola sumber daya alam berkelanjutan, kata dia, perlu terus dilanjutkan dengan pelibatan multipihak. Adanya penguatan dukungan dari sistem finansial diharapkan mampu meningkatkan dampak pembangunan hijau yang berkelanjutan.

***

Baca juga:

 

Picture of Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar