BALIKPAPAN- MinyaKita yang dijual di Pasar Pandansari, Balikpapan, mengalami kekurangan takaran. Hasil tera ulang yang dilakukan pada Kamis (13/3/2025) menunjukkan adanya selisih yang cukup signifikan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Balikpapan, Muhammad Anwar, menyatakan bahwa dari 10 sampel yang diuji, seluruhnya menunjukkan kekurangan melebihi batas toleransi yang ditetapkan pemerintah.
“Selisih takaran ini sudah melampaui batas yang diizinkan. Kami akan melaporkan temuan ini kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (PPKUKM) Kaltim dalam rapat koordinasi untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelas Anwar.
Dalam pengujian ulang tersebut, tim menemukan adanya kekurangan hingga 20 mililiter pada setiap kemasan 1 liter (1.000 mililiter) MinyaKita. Padahal, menurut aturan yang berlaku, batas toleransi kekurangan hanya sebesar 15 mililiter.
“Ini sangat tidak sesuai dengan ketentuan. Semua sampel acak yang kami ambil dari Pasar Pandansari menunjukkan hasil serupa, jadi ini bukan kebetulan,” tegas Anwar.
Tindak lanjut temuan
Lebih lanjut, Anwar menyampaikan bahwa hasil pengujian ini akan dibahas lebih mendalam dalam rapat koordinasi. Salah satu kemungkinan yang dipertimbangkan adalah penarikan produk dari peredaran, tergantung hasil keputusan rapat.
“Langkah tegas pasti ada, tetapi kami masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait,” katanya.
Menurutnya, minyak dengan kekurangan takaran tersebut diproduksi oleh CV Oilindo Amanah Sejahtera, sebuah perusahaan asal Sidoarjo, Jawa Timur. Anwar menambahkan bahwa pihaknya belum pernah menemukan masalah serupa pada produk minyak dari produsen lain.
“Selama ini, produk dari perusahaan lain tidak ada masalah. Baru kali ini ada temuan seperti ini dari CV Oilindo Amanah Sejahtera,” jelasnya.
Meski kabar kekurangan takaran ini mencuat, ternyata tidak berdampak signifikan pada penjualan MinyaKita di Pasar Pandansari. Muslim, seorang distributor sembako di pasar tersebut, mengatakan bahwa produk ini tetap menjadi pilihan utama pembeli karena harganya yang lebih terjangkau.
“Orang tetap cari MinyaKita karena harganya lebih murah dibanding minyak curah atau premium,” ungkap Muslim.
Untuk perbandingan, harga MinyaKita mencapai Rp200 ribu per dos isi 12 liter, sedangkan minyak curah dijual seharga Rp310 ribu hingga Rp315 ribu per 18 liter. Adapun minyak premium dihargai Rp320 ribu hingga Rp330 ribu per dos berisi 12 liter.
Baca juga :