SAMARINDA – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur membuka Festival Lomba Olahraga Masyarakat di Stadion Kadrie Oening, Samarinda, Kamis (28/11/2024) malam. Perhelatan ini dijadikan ajang memperkenalkan kembali olahraga tradisional kepada masyarakat.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, mengatakan, festival ini diikuti lebih dari 300 peserta berbagai kategori. Banyaknya partisipasi peserta itu diharapkan turut mengenalkan olahraga tradisional kepada generasi muda dan publik luas.
“Kami ingin memperkenalkan kembali olahraga tradisional seperti panahan, sumpit. Bahkan, untuk memikat kaum muda, ada pula break dance. Tujuannya agar olahraga tradisional berkembang dan digemari,” ujar Bagus di Samarinda, Jumat (29/11/2024).
Enam kategori olahraga yang diangkat dalam festival ini antara lain panahan tradisional, sumpit, lempar pisau dan kapak, sepeda BMX, sepeda tua, serta break dance. Dari semua kategori, panahan tradisional menjadi salah satu cabang yang paling diminati.
“Ada 120 peserta yang ikut kategori panahan,” tambah Bagus.
Selain itu, olahraga sumpit juga menjadi salah satu cabang olahraga tradisional yang memikat. Banyak pelajar yang ingin tahu dan mencoba langsung olahraga unik ini.
Bagus mengatakan, break dance adalah seni tari yang pernah populer di kalangan masyarakat. Gerak tubuh pada break dance dinilai tak hanya punya nilai seni, tetapi juga ada unsur olahraganya.
Sebab, gerakan pada break dance bisa memicu keringat bagi para pegiatnya. Hal ini membuat olahraga jadi keren dan menyenangkan.
“Break dance dulu dikenal sebagai budaya populer, dan kami ingin masyarakat tahu bahwa ini juga bagian dari seni yang punya nilai sejarah dan, tentu saja unsur olahraga,” katanya.
Festival ini dijadwalkan berlangsung hingga Sabtu (30/11/2024) dengan pertandingan yang dimulai setiap pagi. Selain kompetisi, acara ini juga menjadi ruang edukasi bagi masyarakat untuk mengenal olahraga tradisional lebih dekat.
“Dispora Kaltim berharap festival ini dapat menjadi ajang tahunan yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya olahraga di Kaltim,” tutup Bagus.
***
Baca juga :