SAMARINDA — Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Muhammad Darlis Pattalongi, menyoroti genangan air yang kembali merendam kawasan Loa Janan Ilir, Samarinda. Ia menilai banjir yang berulang bukan lagi sekadar bencana alam, melainkan akibat lemahnya tata kelola lingkungan dan perencanaan kota.
Menurut Darlis, banjir yang menutup akses utama Jalan HM Rifadin menandakan bahwa sistem drainase kota tak mampu menampung lonjakan volume air yang datang dari wilayah hulu.
“Tekanan dari hulu makin besar karena tambang dan pembukaan lahan. Sementara drainase kita masih mengandalkan sistem lama yang tak memadai,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Ia juga mengkritik lambatnya respons darurat pemerintah. Menurutnya, penanganan masih sebatas dapur umum dan bantuan seadanya, tanpa langkah sistemik untuk pencegahan jangka panjang.
“Ini ibu kota provinsi. Tidak seharusnya lumpuh hanya karena hujan deras,” tegasnya.
Darlis mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret, mulai dari evaluasi perizinan tambang, perbaikan drainase, hingga pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti embung dan kolam retensi.
Ia juga mengusulkan pembentukan tim lintas sektor yang melibatkan akademisi, pemerhati lingkungan, dan OPD terkait guna merumuskan strategi penanggulangan banjir berbasis kajian ilmiah dan keadilan ekologis.
Baca juga :
