SAMARINDA — Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dinilai memiliki peluang besar untuk menjadikan sektor pertanian sebagai fondasi ekonomi berkelanjutan. Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, Didik Agung Eko Wahono, yang menekankan pentingnya mengarahkan pembangunan daerah pada kekuatan pangan.
Menurut Didik, luas wilayah dan kondisi tanah yang subur semestinya bisa mendorong Kukar menjadi lumbung pangan utama di Kaltim. Namun, potensi tersebut belum diolah maksimal sehingga belum memberi dampak besar bagi perekonomian masyarakat.
Ia menilai pembangunan pertanian tidak cukup hanya berorientasi pada pemenuhan konsumsi, tetapi harus menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dukungan teknologi, kelembagaan petani, serta infrastruktur distribusi dinilai penting agar hasil pertanian dapat bersaing dan memberi nilai tambah.
“Petani perlu mendapatkan sokongan nyata dari pemerintah, mulai dari penyediaan bibit hingga pemasaran. Dengan begitu, mereka bisa menjadi aktor utama dalam menggerakkan ekonomi daerah,” tegasnya.
Didik juga menyoroti perlunya arah kebijakan jangka panjang untuk memperkuat keterlibatan UMKM dan membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian. Menurutnya, sektor ini bisa menjadi alternatif ekonomi berkelanjutan dibandingkan ketergantungan pada tambang yang kian menipis.
Ia mendorong hadirnya pola kemitraan yang adil antara petani, pelaku usaha, dan pemerintah. Regulasi serta insentif, kata Didik, diperlukan agar petani tidak terus berada pada posisi yang dirugikan dalam rantai pasok.
“Jika sektor pangan dikelola secara serius, Kukar bisa membuktikan bahwa kemandirian ekonomi tidak harus selalu bersandar pada batubara dan migas,” pungkasnya.
Baca juga :
