BALIKPAPAN – Laga perdana Pegadaian Liga 2 2025 kian dekat, namun Persiba Balikpapan masih harus berjibaku di luar lapangan. Bukan soal teknis permainan, tapi soal klasik: dukungan finansial. Hingga akhir Juli ini, tim kebanggaan masyarakat Balikpapan itu belum juga mendapatkan kepastian dari para sponsor.
Pembina tim Persiba, Alwi Al Qadri, mengungkapkan bahwa skuad “Beruang Madu” sudah menggelar latihan rutin selama sebulan terakhir untuk mematangkan persiapan. Namun, di balik semangat latihan itu, ada kekhawatiran besar soal dana operasional tim.
“Alhamdulillah latihan sudah berjalan satu bulan. Tapi kami masih kesulitan cari sponsor. Proposal sudah dikirim ke 10 sampai 15 perusahaan, tapi baru satu yang merespons,” ujarnya.
Satu-satunya yang memberi angin segar sejauh ini adalah Bank Pembangunan Daerah Kaltimtara. Alwi berharap, perusahaan-perusahaan lain—terutama yang berbasis di Balikpapan—juga tergerak untuk membantu.
“Persiba ini bukan milik Wali Kota, bukan pula milik DPRD. Tim ini milik masyarakat Balikpapan,” tegasnya.
Alwi menekankan bahwa untuk bertahan dan bersaing di Liga 2, tim butuh anggaran besar—antara Rp 20 hingga Rp 25 miliar dalam satu musim. Jumlah itu jauh lebih besar dibanding saat Persiba berlaga di Liga 3.
Ia pun mendorong perusahaan besar di Balikpapan agar menggunakan program CSR mereka untuk mendukung Persiba, sebagai bentuk kepedulian terhadap olahraga dan komunitas lokal.
“Waktu Liga 3 kemarin, penonton di Batakan bisa tembus 20 ribu. Itu bukti nyata bahwa warga Balikpapan mencintai Persiba. Jadi sudah saatnya kita semua ikut menjaga dan membesarkan klub ini,” pungkasnya.
Baca juga :
