• Cerita
  • Jagat Lengger Festival 2024, Mengenalkan Khasanah Lengger Banyumas Lebih Luas
Cerita

Jagat Lengger Festival 2024, Mengenalkan Khasanah Lengger Banyumas Lebih Luas

Jagat Lengger Festival 2024 menyajikan pengalaman berbeda menikmati dan mengenal lengger Banyumas.

Suasana gelaran Jagat Lengger Festival di Kabupaten Banyumas yang digelar pada 28-30 Juli 2024. (Foto: Panitia Jagat Lengger Festival)

Lengger, seni tradisi dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, disajikan dalam kemasan kekinian pada Jagat Lengger Festifal (JLF) 2024. Kegiatan itu dikemas dalam bentuk edukasi dan pertunjukan.

JLF kedua ini diselenggarakan pada 28-30 Juli 2024. Digelar di kompleks Taman Sari Kecamatan, puluhan wisatawan asing maupun domestik ikut membaur bersama warga asli Banyumas.

Juliana Menesis Cortonyo (30) asal Meksiko salah satunya. Ia adalah mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia mengaku senang karena bisa menikmati tarian lengger di tempat tradisi itu berasal. Pengalaman pertamanya itu membuat ia bisa merasakan suasana khas.

“Festival ini saya pikir sangat penting untuk bangun kesadaran budaya,” ucap Juliana di sela-sela penghujung acara Jagat Lengger Festival 2024, Minggu (30/6/2024) malam.

JLF 2024 didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). JLF tahun kedua ini mengangkat tema “Indhang & Inang”. Indhang ialah semacam kekuatan yang masuk ke dalam tubuh penari lengger. Itu didapat setelah melalui sejumlah tahap ritual.

Suasana gelaran Jagat Lengger Festival di Kabupaten Banyumas yang digelar pada 28-30 Juli 2024. (Foto: Panitia Jagat Lengger Festival)

Adapun “inang” adalah sosok lengger itu sendiri. Kedua hal itu dibicarakan melalui diskusi dan sejumlah lokakarya untuk menggali seluk beluk proses kreatif penari lengger sebagai inang. Dalam wajah tradisi kebudayaan Banyumas itu kerap dikaitkan dengan keberadaan indhang.

Kegiatan ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang dikonsep dengan tujuan edukatif, rekreatif, serta kreatif agar generasi muda mengetahui dan meresapi identitas budaya tradisional Banyumas.

Baca juga: Cek Fakta THE CONVERSATION: Jokowi Klaim Daya Saing Indonesia Ungguli Jepang dan Inggris Berkat UU Cipta Kerja. Benarkah?

Linda Mayasari, Kurator in house di Indonesian Dance Festival yang bermukim di Yogyakarta, mengatakan, ia sedang berpikir tentang bagaimana format festival yang paling kontekstual untuk saat ini. Linda mengaku tertarik dengan Jagat Lengger Festival ini karena pagelaran ini sangat spesifik sekali menggali khasanah pengetahuan tentang lengger, sejarah, pelakunya, kebijaksanaan lengger, dan juga bagaimana cara menempatkan festivalnya di tengah-tengah kehidupan warga.

“Sebenarnya saya juga bersama dengan Jagat Lengger ini mendapatkan banyak pembelajaran tentang apa itu lengger. Sebagai kurator tari, aku juga belajar bahwa ini bukan hanya tentang praktik artistik, tetapi juga praktik kewargaan budaya,” kata Linda.

Ia melihat Jagat Lengger Festival 2024 ini turut menghidupkan kembali minat banyak orang terhadap lengger. Menurutnya, strategi yang digunakan dalam festival ini memasukkan unsur musik dan hal yang membicarakan soal pertanian, kehidupan agraris, sampai gender. Baginya, itu menjadi strategi untuk menggandeng orang-orang sepertinya yang memang berjarak dengan lengger.

Sejumlah turis asing hadir dalam gelaran Jagat Lengger Festival di Kabupaten Banyumas yang digelar pada 28-30 Juli 2024. (Foto: Panitia Jagat Lengger Festival)

“Yang aku lihat menarik adalah bagaimana festival ini mengatur strategi menggandeng audiens dari berbagai macam usia, baik di lokal maupun mungkin di wilayah sekitarnya. Dengan memasukkan beberapa bentuk-bentuk karya yang dekat atau paling tidak punya cantolan dengan konteks lengger,” ucapnya.

Bahkan, ia melihat bagaimana Jagat Lengger Festival 2024 ini mengkolaborasikan seni tradisi yang bisa menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang dan menikmati suasana Banyumas sebagai kota asal seni tradisi lengger.

Baca juga: Inflasi Balikpapan Kembali Turun di Juli 2024

Kedatangan warga negara asing dalam gelaran itu, kata Linda, tidak hanya dipandang sebagai penonton seni tradisi lengger saja. Sebab, beberapa dari mereka merupakan praktisi seni budaya di negaranya. Menurutnya, ini merupakan potensi besar untuk melakukan kolaborasi di masa mendatang.

Tak semua wisatawan asing itu Linda kenal. Beberapa orang baru bertatap muka dengannya di Banyumas saat gelaran festival. Ia mengatakan, beberapa di antaranya adalah teman Rianto dan Otniel Tasman, seniman lengger yang memang telah dikenal secara internasional.

Hal itu, baginya, pasti memberi pengalaman dan pengetahuan lain bagi para warga asing tersebut. “Bagaimana lengger dibicarakan di seminar, bagaimana pameran arsip membingkai pengetahuan itu dan bahkan bagaimana mereka juga ngobrol sama warga,” ujarnya.

Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi relevan bagi publik. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar