• Berita
  • Industri Pengolahan Dongkrak Ekonomi Kaltim
Berita

Industri Pengolahan Dongkrak Ekonomi Kaltim

Pertumbuhan Kaltim melambat, tapi industri pengolahan melonjak 15,12%.

Ilustrasi grafik pertumbuhan ekonomi. (Foto : iStock/Primeimages)

SAMARINDA – Ekonomi Kalimantan Timur pada Triwulan II-2025 tumbuh 4,69 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), melambat dari capaian Triwulan II-2024 yang mencapai 5,85 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, laju pertumbuhan kali ini ditopang mayoritas lapangan usaha, terutama industri pengolahan, jasa lainnya, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, mengatakan industri pengolahan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,12 persen, disusul jasa lainnya yang naik 13,96 persen, dan penyediaan akomodasi serta makan minum sebesar 9,97 persen. Sementara itu, dua sektor strategis mengalami kontraksi tipis, yakni pertambangan dan penggalian sebesar 0,13 persen, serta konstruksi minus 0,11 persen.

Secara triwulanan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Kaltim tumbuh 2,26 persen dibanding Triwulan I-2025 yang sempat minus 1,77 persen. Pertumbuhan ini didorong hampir seluruh sektor, dengan administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib mencatat pertumbuhan tertinggi 11,93 persen.

Secara kumulatif, ekonomi Kaltim Semester I-2025 tumbuh 4,39 persen dibanding Semester I-2024. Hampir seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif, kecuali pertambangan dan penggalian yang minus 0,37 persen. Sektor dengan laju tertinggi yakni jasa lainnya (13,12 persen), penyediaan akomodasi dan makan minum (11,80 persen), dan industri pengolahan (11,73 persen).

“Pertumbuhan ini menunjukkan perekonomian Kaltim mulai lebih beragam, tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan,” kata Yusniar Juliana dalam keterangan resmi BPS Kaltim.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan yoy Triwulan II-2025 terutama dipicu oleh ekspor barang dan jasa yang naik 7,18 persen. Peningkatan ini didorong permintaan komoditas unggulan hasil industri pengolahan seperti BBM, amonia, pupuk, semen klinker, fero nikel, dan turunan CPO. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,58 persen, konsumsi LNPRT naik 3,92 persen, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) naik 1,72 persen. Sebaliknya, pengeluaran pemerintah turun tajam 18,64 persen. “Ekspor menjadi pendorong utama karena industri pengolahan kita semakin kompetitif di pasar luar daerah,” ujar Yusniar.

BPS mencatat, ekonomi Pulau Kalimantan tumbuh 4,95 persen yoy pada Triwulan II-2025. Kaltim menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 46,58 persen terhadap nilai tambah regional. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim mencapai Rp221,77 triliun atas dasar harga berlaku, atau Rp147,96 triliun atas dasar harga konstan 2010.  “Kaltim masih menjadi motor penggerak ekonomi Kalimantan, meski sektor tambang belum pulih sepenuhnya,” kata Yusniar.

Baca juga :

Baca juga :

Picture of Hutama Ian
Hutama Ian
Jurnalis ProPublika.id. Menulis berbagai hal mengenai kriminal, ekonomi, olahraga, dan lingkungan.
Bagikan
Berikan Komentar