SAMARINDA – Ribuan pohon ditanam di hulu Sungai Karang Mumus, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (3/7/2024). Itu dilakukan guna mencegah erosi tepian sungai yang bisa mengurangi kualitas air dan lingkungan di sekitarnya.
Kegiatan itu dilakukan oleh PT Midi Utama Indonesia Tbk atau Alfamidi Branch Samarinda. Melalui program tanggung jawab sosial (CSR) di bidang lingkungan hidup, 1.000 pohon ditanam di banyak titik di sekitar daerah aliran sungai.
Penanaman ini dihadiri oleh Deputi Branch Manager Alfamidi Samarinda Abdul Aziz, Perwakilan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Mahakam Berau (BPDAS-MB) Samarinda, serta kelompok pegiat lingkungan.
Alfamidi menggandeng Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda yang diketuai Misman, sosok pegiat lingkungan penerima Kalpataru 2023. Penanaman ini dilakukan guna mencegah terjadinya erosi tanah, mengurangi efek gas rumah kaca, serta menghijaukan kembali kawasan hulu Sungai.
Jenis pohon yang ditanam antara lain pohon Bayur, pohon Waru, dan pohon Bungur. Jenis itu dipilih karena bisa menghasilkan kayu berkualitas yang bisa dimanfaatkan untuk bahan konstruksi rumah, furnitur, mebel, hingga obat-obatan tradisional.
Baca juga: Jagat Lengger Festival 2024, Mengenalkan Khasanah Lengger Banyumas Lebih Luas
Deputi Branch Manager Alfamidi Samarinda, Abdul Aziz, menjelaskan kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati 17 tahun Alfamidi melayani masyarakat Indonesia.
“Kami akan terus giatkan aktivitas positif, salah satunya tanam pohon. Hal ini juga sebagai upaya kami dalam pemulihan ekosistem dan pengurangan emisi karbon,” kata Abdul Aziz dalam keterangan tertulis.
Sungai Karang Mumus merupakan anak Sungai Mahakam, sungai terbesar di Kalimantan Timur. Dengan panjang aliran 34,7 kilometer, Sungai Karang Mumus membelah Kota Samarinda yang alirannya melewati permukiman, pasar, hingga pertokoan.
Sungai ini juga menjadi jalur transportasi air bagi sejumlah warga. Beberapa warga bahkan menggunakan air sungai ini untuk mencuci, mandi, dan sejumlah aktivitas lain.
Dilansir dari muda.kompas.id, kualitas air Sungai Karang Mumus di tengah dan hilir dinilai sudah berkurang. Itu disinyalir akibat limbah industri, limbah rumah tangga, dan aktivitas manusia lain.
Penanaman pohon di DAS Karang Mumus diharapkan bisa menyelamatkan kualitas air sungai di bagian hulu. Dengan demikian, warga di daerah hulu masih bisa menikmati manfaat Sungai Karang Mumus.