BALIKPAPAN – Angkasa Pura Indonesia Regional VI (InJourney Airports) mulai mengoperasikan Posko Terpadu Angkutan Udara Nataru selama 21 hari, terhitung 15 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Pembukaan posko dilakukan serentak di Bandara SAMS Sepinggan, Supadio Pontianak, Tjilik Riwut Palangkaraya, dan Syamsuddin Noor Banjarmasin.
CEO Angkasa Pura Indonesia Regional VI Farid Indra Nugraha mengatakan pembukaan poskos ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Farid menjelaskan, posko dibuka lebih awal dibanding posko Nataru nasional yang baru dimulai 18 Desember 2025. “Kami ingin lebih siap dan terdepan dalam memastikan kelancaran angkutan udara selama periode Nataru,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Berdasarkan proyeksi, puncak arus mudik di wilayah Regional VI diperkirakan terjadi pada 24 Desember 2025 dengan total penumpang mencapai 46.190 orang. Sementara puncak arus balik diprediksi pada 4 Januari 2026 dengan 40.270 penumpang.
Khusus di Bandara SAMS Sepinggan, puncak arus mudik diproyeksikan pada 24 Desember 2025 dengan 21.169 penumpang. Adapun arus balik tertinggi diperkirakan berlangsung pada 4 Januari 2026 dengan 19.059 penumpang.
Pada periode Nataru tahun sebelumnya, Bandara SAMS Sepinggan mencatat total 362.296 pergerakan penumpang datang dan berangkat. Tahun ini, pergerakan penumpang diprediksi meningkat 0,7 persen atau mencapai 3.140 pergerakan. “Untuk jumlah penumpang, kami perkirakan tumbuh sekitar 1 persen menjadi 365.919 orang,” kata Farid.
Ia menjelaskan, peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi udara turut dipengaruhi kebijakan pemerintah yang menurunkan harga tiket pesawat domestik sebesar 13–14 persen. Kebijakan tersebut mencakup insentif hingga 50 persen untuk pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) serta insentif pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat (PJP4U).
“Diskon tiket hanya membantu dari sisi harga. Dari sisi minat penumpang sebenarnya sudah terlihat, namun keterbatasan armada masih menjadi tantangan utama,” ujarnya.
Dalam mendukung kelancaran operasional, Angkasa Pura Indonesia menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Sebanyak 817 personel internal dan eksternal dikerahkan selama masa posko, dengan seluruh fasilitas dan standar operasional prosedur telah dipersiapkan.
“Melalui posko terpadu ini, kami berharap seluruh arus pergerakan penumpang dapat berjalan aman, tertib, dan lancar,” ujarnya.
Selain itu, bandara-bandara yang dikelola InJourney Airports didukung sistem manajemen operasional berbasis teknologi, seperti Airport Operation Control Center (AOCC) untuk pemantauan real-time dan Management Operation based on Traffic (MOT) guna memprediksi kepadatan penumpang serta mengoptimalkan fasilitas dan kebutuhan sumber daya manusia.
Baca juga :
